search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Biden Usai Temu Xi Jinping: Dia Tetap Diktator
Kamis, 16 November 2023, 17:55 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Biden Usai Temu Xi Jinping: Dia Tetap Diktator

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden tetap mengecap Presiden China Xi Jinping sebagai seorang diktator meski keduanya baru bertemu di sela KTT APEC di San Francisco pada Kamis (16/11).

"Lihat lah dia, saya pikir dia (Xi) seorang diktator dalam artian dia adalah pria yang memerintah sebuah negara, sebuah negara komunis, yang berdasarkan bentuk pemerintahan tentunya sangat berbeda dengan kita," kata Biden dalam jumpa pers tak lama usai bertemu Xi.

Sebelumnya, Biden memang pernah dengan gamblang mengatakan Xi sebagai seorang diktator hingga memicu protes diplomatik dari Beijing. 

Namun, Biden mengklaim pertemuannya dengan Xi adalah "paling konstruktif".

Dalam pertemuan itu, Biden dan Xi juga sepakat memulihkan komunikasi militer AS-China dan meredam ketegangan antara kedua negara adidaya yang saling bersaing ini.

Ini merupakan pertemuan perdana Xi dan Biden tahun ini. Keduanya tampak saling melemparkan senyum dan tawa kecil saat bertemu.

"Saya baru saja melakukan pertemuan beberapa jam dengan Presiden Xi dan saya percaya ini merupakan diskusi paling produktif dan konstruktif yang pernah kita punya," kata Biden seperti dikutip AFP.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan Biden, Xi juga tampak blak-blakan. Xi bahkan memperingatkan Biden agar berhenti mempersenjatai Taiwan.

Meski begitu, Xi setuju untuk melakukan perundingan militer tingkat tinggi dan mengingatkan agar Amerika mendukung reunifikasi damai antara China dengan Taiwan. Hal ini diutarakan Xi Jinping saat bertemu Joe Biden di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasific (APEC) di San Francisco pada Rabu (15/11).

"Pihak AS harus berhenti mempersenjatai Taiwan dan mendukung reunifikasi damai China," kata Xi kepada Biden, sebagaimana disampaikan Kementerian Luar Negeri China.

Xi yakin reunifikasi China untuk menyatukan kembali negara itu dengan Taiwan akan terjadi dan tidak bisa dihentikan.

Kepada Biden, Xi juga mengatakan bahwa China tidak berusaha untuk "melampaui atau menggeser Amerika Serikat", dan menekankan bahwa "Amerika Serikat tidak boleh membuat rencana untuk menekan dan membendung China," kata Xi.

"China tidak akan mengikuti jalur lama yaitu kolonisasi dan penjarahan, juga tidak akan mengikuti jalur hegemoni yang salah ketika suatu negara menjadi kuat," kata Xi.

Xi juga memperingatkan Washington bahwa Beijing tidak puas dengan sanksi dan tindakan lain terhadap perusahaan-perusahaannya.

"Tindakan AS terhadap China terkait pengendalian ekspor, penyaringan investasi, dan sanksi sepihak sangat merugikan kepentingan sah China," kata Xi.

"Mengekang ilmu pengetahuan dan teknologi China berarti mengekang pembangunan China yang berkualitas tinggi dan merampas hak rakyat China atas pembangunan."(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami