search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Houthi Kembali Serang Kapal Perang AS di Laut Merah Pakai Rudal
Kamis, 1 Februari 2024, 08:51 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Houthi Kembali Serang Kapal Perang AS di Laut Merah Pakai Rudal

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Milisi di Yaman, Houthi, kembali menyerang kapal perang Amerika Serikat menggunakan rudal di Laut Merah, hari ini, Rabu (31/1).

"Pasukan Angkatan Laut dari Angkatan Bersenjata Yaman, dengan bantuan Tuhan Yang Maha Besar, sejumlah misil diluncurkan ke kapal perusak Amerika, USS Gravely di Laut Merah," demikian rilis Houthi, dikutip AFP.

Komando Pusat AS sebelumnya juga menyatakan Houthi menembakkan rudal jelajah anti-kapal ke USS Gravely.

Pasukan AS lalu menembak jatuh rudal Houthi sekitar pada Selasa pukul 23.30 waktu setempat.

"Milisi Houthi yang didukung Iran menembakkan satu rudal jelajah anti-kapal dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi ke Laut Merah," demikian militer AS.

Sejauh ini tak ada korban luka atau dampak kerusakan imbas serangan tersebut.

Sejak Israel melancarkan agresi, Houthi kerap menyerang kapal-kapal yang dianggap berafiliasi atau menuju pelabuhan Israel.

Kelompok ini telah melancarkan lebih dari 30 serangan terhadap kapal komersial dan kapal angkatan laut sejak 19 November.

Serangan ini menyebabkan sejumlah perusahaan pelayaran memutar arah di sekitar Afrika bagian selatan untuk menghindari Laut Merah.

Houthi mengklaim serangan itu merupakan bentuk solidaritas terhadap Palestina sekaligus protes terhadap agresi Israel di Gaza.

Milisi ini juga mengklaim serangan mereka tak bertujuan menenggelamkan kapal. Namun, untuk membuat Israel rugi secara ekonomi sehingga bisa menghentikan agresi.

Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan Hamas.

Sejak saat itu, gempuran terus terjadi. Hingga kini, lebih dari 27.000 jiwa di Palestina meninggal dan ribuan rumah warga hancur.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami