search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS Serang Irak dan Suriah Besar-besaran, Bombardir 85 Titik
Minggu, 4 Februari 2024, 09:33 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/AS Serang Irak dan Suriah Besar-besaran, Bombardir 85 Titik

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Amerika Serikat menggempur lewat udara 85 titik di tujuh lokasi di Suriah dan Irak di wilayah yang didukung militan Iran pada Jumat (2/2) waktu setempat.

Serangan ini juga ditengarai bakal menjadi awal dari serangkaian serangan Amerika berskala lebih besar terhadap milisi dukungan Iran yang sebelumnya menyerang pasukan AS di Timur Tengah.

Sebelumnya serangan militan yang didukung Iran menewaskan tiga anggota militer AS dan 40 orang lainnya luka-luka di Yordania.

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa serangan militer AS akan berlanjut. 

"Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia. Tapi biarlah semua orang yang mungkin ingin menyakiti kami mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti orang Amerika, kami akan meresponsnya," kata Biden.

Serangan pada hari Jumat ini jauh lebih besar dibandingkan serangan sebelumnya terhadap milisi yang didukung Iran selama beberapa minggu terakhir. Sebelumnya serangan AS juga lebih fokus pada penyimpanan senjata atau fasilitas pelatihan.

Namun pemerintah AS ingin mencegah dan menghentikan serangan lebih lanjut dan tetap menghindari konflik skala penuh dengan Iran di wilayah yang sudah bergolak akibat agresi Israel di  Gaza.

Komando Pusat AS mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa serangan udara dilakukan di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi.

"Kita, pasukan militer menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pembom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi," kata pernyataan itu.

"Fasilitas yang diserang termasuk operasi komando dan kendali, pusat intelijen, roket dan rudal, dan penyimpanan kendaraan udara tak berawak, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan Koalisi."

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu adalah respons awal AS.

"Kami yakin serangan itu berhasil," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.

Letjen Douglas Sims, direktur Kepala Staf Gabungan, mengatakan bahwa lokasi serangan dipilih dengan rencana bahwa kemungkinan besar akan ada korban jiwa dari IRGC dan personel milisi lainnya.

Serangan itu terjadi segera setelah Biden bertemu dengan anggota keluarga tentara yang tewas di Yordania.

Melansir CNN, pesawat pengebom B-1 yang merupakan pesawat pengebom berat jarak jauh yang dapat mengerahkan senjata presisi dan non-presisi digunakan dalam operasi tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami