Qatar Murka Gegara Israel Tuduh Punya Niat Terselubung Jadi Mediator
beritabali.com/cnnindonesia.com/Qatar Murka Gegara Israel Tuduh Punya Niat Terselubung Jadi Mediator
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengkritik sejumlah pejabat Israel usai menuduh mediator punya motif tersembunyi dalam negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina.
Qatar merupakan salah satu mediator yang mengupayakan negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas.
Juru bicara Kemlu Qatar, Majed Al Ansari, mengatakan "sangat frustasi" dengan tuduhan Israel padahal mereka tahu upaya mediasi selama ini.
"Menyerang mediator tak menunjukkan komitmen. Dan inilah yang kami dapat dari rekan-rekan kami di Israel," kata Al Ansari, dikutip Al Jazeera, Selasa (23/4).
Dia lalu berujar, "Kami dituduh punya motif tersembunyi. Ini tidak benar."
Al Ansari memandang mediasi merupakan satu-satunya cara mengakhiri konflik dan pembantaian di Gaza serta upaya membebaskan sandera Israel.
Lebih lanjut, dia menerangkan tanpa meyakini proses negosiasi mediator akan kesulitan mencapai hasil yang diinginkan.
Di kesempatan itu, Al Ansari juga menegaskan Qatar tetap akan membuka kantor biro politik Hamas di Doha.
"Kantor ini dibuka, melalui koordinasi dengan Amerika Serikat, untuk tujuan mediasi kedua belah pihak. Sampai sekarang tak ada yang berubah," ujar dia.
Qatar bersama Amerika Serikat dan Mesir terus mengupayakan gencatan senjata untuk Gaza. Namun, hingga kini tujuan itu belum tercapai.
Negosiasi yang alot nyaris membuat Qatar ingin menyerah. Perdana Menteri Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan pemerintah sedang mengevaluasi ulang secara menyeluruh terkait peran mereka.
Al Thani juga menyebut terdapat eksploitasi dan penyalahgunaan peran Qatar selama menjadi mediator.
Upaya negosiasi itu terus berlangsung saat Israel masih melancarkan agresi ke Gaza sejak Oktober 2023.
Selama agresi, Israel menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti fasilitas medis, kamp pengungsian, hingga tempat ibadah.
Imbas serangan Israel, lebih dari 34.000 jiwa di Palestina meninggal, mayoritas korban merupakan perempuan dan anak. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net