search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kelaparan Akibat Perang, Warga Sudan Makan Rumput dan Kulit Kacang
Minggu, 5 Mei 2024, 13:10 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Kelaparan Akibat Perang, Warga Sudan Makan Rumput dan Kulit Kacang

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Badan PBB untuk urusan pangan, Word Food Programme (WFP) mengatakan warga Darfur, Sudan Barat terpaksa mengonsumsi rumput dan kulit kacang tanah untuk bisa bertahan hidup. Perang membuat mereka kelaparan dan terpaksa mengonsumsi apapun yang bisa dimakan.

"Masyarakat [Darfur] terpaksa mengonsumsi rumput dan kulit kacang tanah," ujar Direktur WFP untuk Afrika Timur Michael Dunford, Jumat (3/5), melansir CNN.

Jika bantuan tak kunjung datang, lanjut Dunford, maka bencana kelaparan yang berujung kematian bisa meluas ke wilayah lain yang terkena dampak konflik di Sudan.

Pengiriman bantuan pangan di Darfur terus terputus akibat pertikaian dan hambatan birokrasi yang tak ada habisnya. Setidaknya 1,7 juta orang di wilayah tersebut mengalami kelaparan tingkat darurat.

"Eskalasi kekerasan terbaru di sekitar El Fasher telah menghentikan konvoi bantuan yang datang dari perbatasan Tine di Chad," tambah Dunford.

Pembatasan yang diberlakukan oleh pihak berwenang di kota pesisir Port Sudan juga telah menghambat pengiriman bantuan.

Sudan dilanda perang saudara sejak April 2023. Konflik ini berlangsung brutal yang ditandai dengan beberapa laporan kekerasan seksual dan genosida hingga memicu eksodus pengungsi.

Peningkatan kekerasan terbaru terjadi saat Pasukan Dukungan Cepat (RSF) mengepung ibu kota Darfur Utara, El Fasher. Pembunuhan sewenang-wenang, pembakaran desa, hingga pemboman udara terjadi di kota tersebut.

Wakil Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Sudan Toby Hayward mengatakan, El Fasher merupakan satu-satunya kota di Darfur yang belum direbut oleh RSF. Kota ini juga menampung ribuan orang yang mengungsi akibat perang.

Namun, lebih dari 36 ribu orang terpaksa meninggalkan rumahnya di El Fasher dalam beberapa pekan terakhir. Setidaknya 43 orang tewas di El Fasher sejak meningkatnya tensi konflik sejak dua pekan lalu. (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami