Zelensky Ingin China Ikut Perundingan Damai Ukraina-Rusia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku ingin bekerja sama dengan negara-negara seperti China yang memiliki 'pengaruh terhadap Rusia' saat negaranya menghadapi serangan baru dari Moskow. Ia mendesak Beijing untuk menghadiri perundingan perdamaian bulan depan.
Zelensky mengatakan Presiden China Xi Jinping meyakinkannya dalam sebuah panggilan telepon bahwa Beijing mendukung integritas teritorial Ukraina.
Beijing tidak pernah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, alih-alih mengklaim sikap netral dalam konflik tersebut. Menjelang perundingan damai yang rencananya berlangsung di Swiss bulan depan, Xi telah menyerukan negosiasi yang mempertimbangkan posisi kedua negara.
Zelinsky mengatakan melibatkan pemain global seperti China sangat penting karena "mereka memiliki pengaruh terhadap Rusia, dan semakin banyak negara seperti itu yang ada di pihak kita, semakin banyak Rusia harus bergerak dan [lebih banyak negara] yang harus diperhitungkan."
Ia juga menyoroti soal jaminan dari Xi kepadanya saat berbincang melalui telepon mengenai integritas teritorial. Satu-satunya panggilan telepon yang diketahui antara Zelensky dan Xi itu terjadi pada April tahun lalu.
"Mereka mendukung, tetapi apa yang akan mereka lakukan, kita belum tahu," kata Zelensky, mengutip CNN, Sabtu (18/5).
Zelensky mengatakan dirinya ingin bertemu dengan China dalam perundingan internasional di Swiss bulan depan. Perundingan itu bertujuan untuk membuka jalan bagi proses perdamaian di Ukraina.
Sejauh ini pertemuan tersebut telah menarik delegasi dari lebih dari 50 negara, Reuters melaporkan pada hari Kamis, mengutip Presiden Swiss Viola Amherd.
China belum berkomitmen untuk menghadiri perundingan tersebut, meskipun duta besarnya untuk Swiss Wang Shihting mengatakan pada bulan Maret bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk berpartisipasi.
Sementara itu, Rusia belum diwakili di salah satu dari empat putaran perundingan perdamaian internasional tertutup yang telah berlangsung sejauh ini, dan tidak akan hadir dalam perundingan kali ini. China telah menghadiri satu pertemuan, yang diselenggarakan Arab Saudi.
Dalam perjalanan enam hari ke Eropa baru-baru ini, Xi menolak tuduhan negaranya telah mendukung perang Rusia di Ukraina. Ia menegaskan China "menentang penggunaan krisis Ukraina untuk melepaskan tanggung jawab atau mencemarkan nama baik negara ketiga dan memprovokasi Perang Dingin yang baru."
Namun, ia bergabung dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam menyerukan gencatan senjata Olimpiade global, yang akan menghentikan pertempuran di semua konflik selama Olimpiade Musim Panas mendatang di Paris.
Namun, Zelensky mengaku ragu dengan proposal gencatan senjata tersebut, dengan alasan tidak adanya jaminan yang memadai terhadap gerak maju Rusia.
"Bahkan jika kita membayangkan ada semacam gencatan senjata Olimpiade selama dua minggu dan semua orang diam, katakan pada saya, saya katakan pada Emmanuel, siapa yang bisa menjamin bahwa Rusia tidak akan menggunakan waktu ini untuk membawa pasukannya ke wilayah kami," kata Zelensky kepada AFP.
"Ada risiko bahwa ketika kita tidak melawan mereka dan tidak menghentikan mereka dengan tembakan artileri, bahkan (di daerah) di mana mereka maju, ada risiko mereka membawa lebih banyak peralatan militer berat ke wilayah kita," pungkasnya. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net