search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Teknologi AI Bisa Bantu Atasi Overtourism di Bali
Senin, 10 Juni 2024, 14:05 WITA Follow
image

beritabali/ist/Teknologi AI Bisa Bantu Atasi Overtourism di Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Berdasarkan data, Bali rata-rata dikunjungi 18-20 ribu wisatawan per hari. 

Jika tidak diatur sedemikian rupa, maka dampak overtourism atau pariwisata massal di Bali dikhawatirkan bisa menimbulkan akses negatif baik bagi keberlangsungan adat, sosial, dan budaya Bali tak terhindarkan.

Terobosan teknologi Artificial Intelligence (AI) bisa menjadi salah satu solusi antisipasi overtourism di Bali. Teknologi kecerdasan buatan atau AI ini mampu merekomendasikan wisatawan kapan waktu dan pilihan objek wisata apa yang disarankan agar terhindar dari penumpukan dan macetnya lalu lintas menuju perjalanan.

"Jadi bisa mengarahkan pemerataan wisatawan misal, hari ini jangan dulu ke Ubud pergi ke daerah lain, besok baru ke Ubud. andai seperti itu misalnya. AI bisa mengatur agar jangan sampai overtourism di beberapa tempat," ungkap Ketua Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Partha Adnyana, belum lama ini.

Disebutkan teknologi AI sangat berguna ke depan bagi pariwisata karena kecepatannya memberikan data pengguna dan fleksitibilitasnya yang sangat tinggi. Dengan begitu wisatawan yang berkunjung juga menikmati perjalanannya berwisata secara menyenangkan.

"Kalau misal mau ke Uluwatu sudah jauh dari Canggu atau Ubud ternyata tiket habis atau macet, teknologi AI bisa menyarankan kapan datang, jam berapa, rute mana yang ditempuh atau disarankan. Ini menyenangkan buat semua orang," ujar pria yang akrab dipanggil Gus Agung.

Pihaknya saat ini memang sedang merancang suatu sistem apliasi berbasis AI di setiap destinasi wisata di Bali. Harapannya, wisatawan yang sudah mereservasi secara online nantinya bisa diatur oleh sistem yang akan merekomendasikan waktu kapan sebaiknya berkunjung.

"Kita lagi merancang terutama Bali dengan masalah kemacetan, sistem AI di setiap destinasi. Kita hitung caring capacity misal destinasi Uluwatu memang sudah booking secara online tapi sistem nantinya akan mengatur jam berapa sebaiknya datang ke Uluwatu kalau hari ini penuh kapan yang available," papar Gus Agung yang menjadi salah satu narasumber Seminar Artificial Intelligence (AI): Penerapan AI pada Industri dan Pemerintahan di Bali, Sabtu, 15 Juni 2024 mendatang di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Serangan, Denpasar.

AI untuk pariwisata

Gus Agung juga memaparkan bagaimana manfaat dan dampak dari penggunaan teknologi AI di bidang pariwisata, diantaranya yakni sebagai asisten perjalanan, AI bisa merekomendasikan secara acak hal-hal terbaik baik dari segi harga maupun destinasinya.

Kedua, personalisasi atau pengalaman wisatawan direkomendasi secara personal dimana selama ini manusia yang utama tetapi karena keterbatasan waktu dan tempat bisa dibantu dengan teknologi AI. Untuk di perhotelan, wisatawan bisa mendapatkan optimasi harga, di mana saat ini sudah sangat fleksibel mengikuti okupansi.

"AI bisa membantu menemukan harga terbaik untuk kamar, misal harga terbaik misal di Kuta untuk besok sampai 3 hari ke depan, AI bisa bantu disitu," sebutnya.

Dari sisi hotel sendiri, pemanfaatan AI bisa digunakan untuk operasional untuk membantu lebih cepat dan fleksibel dari mulai mengelola inventarisir staf dan pemeliharaan.

Sedangkan di destinasi, wisatawan akan merasakan peningkatan pengalaman di objek wisata dengan fitur teknologi augmented reality di mana nantinya bisa memberikan informasi budaya, sejarah, dan fakta tentang situs secara riil time.

"Sekarang tidak perlu mengikuti paket tur seluruhnya. Ini yang menarik jadi bisa buat pre arrival, bisa memancing orang lebih banyak wisatawan berkunjung," katanya.

Kendati demikian, kehadiran teknologi ini juga akan berpotensi menghilangkan profesi pemandu atau guide. Namun, wisatawan tetap bisa memilih apakah memang memerlukan guide atau cukup teknologi AI sebagai pemandu.

Dari sisi marketing, industri analisa data dan tren, teknologi AI penting untuk mencari negara mana sering mencari informasi tentang Bali, yang bisa dijadikan pasar potensial. Sedangkan dari sisi keamanan dan keselamatan, AI bisa digunakan untuk mendeteksi risiko keamanan di lokasi hotel atau selama perjalanan, penjaringan penumpang di bandara dan peningkatan keamanan serta efisiensi proses seperti di airpot saat ini sudah terdigitalisasi.

"Dari sisi trasportasi, AI bisa membantu rute perjalanan yang efisien bagi single travel yang jarang pake guide. AI bantu cara terbaik menuju ke Ubud dan terhindar dari kemacetan," tutupnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami