search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengusaha Mengeluh Marak Warga Asing Ikut Bisnis Sewa Vila di Bali
Jumat, 21 Juni 2024, 19:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pengusaha Mengeluh Marak Warga Asing Ikut Bisnis Sewa Vila di Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Pengusaha mengeluhkan maraknya Warga Negara Asing (WNA) yang diduga ikut berbisnis sewa vila di Bali.

Pendiri Bali Villa Rental and Management Association (BVRM) Kadek Adnyana menyayangkan kondisi ini jika terjadi karena banyak usaha seharusnya dimiliki warga lokal justru dikelola oleh warga asing yang memanfaatkan izin tinggal untuk menjalankan bisnis tanpa mematuhi regulasi dan kewajiban pajak yang berlaku.

Untuk menyikapi hal ini, ratusan pengusaha vila menghimpun diri dalam wadah Bali Villa Rental and Management Association (BVRM) untuk menyatukan visi dan misi para pelaku usaha penyewaan vila agar dapat bersuara tentang pentingnya bisnis yang legal dan teratur.  

"Banyak turis asing yang menjadi owner dan membangun usaha mereka sendiri di sini tanpa terkena pajak dan regulasi pemerintah. Sementara kami yang sudah legal harus mengikuti peraturan pemerintah yang ketat. Tidak ada kontrol sistem yang baik, sehingga terjadi ketidakaturan dalam bisnis penyewaan vila," jelasnya, Jumat (21/6/2024) di Kerobokan, Badung.

Dirinya mengatakan, banyak WNA membuat bisnis rental vila tanpa pengawasan yang ketat. 

"Kami sebagai pengusaha merasa kurang nyaman dan tidak adil karena pemerintah seolah-olah kurang memberi perhatian pada isu ini. Kami di BVRM menghimpun diri untuk bisa menyuarakan kegelisahan ini, sehingga di kemudian hari tidak lagi terjadi isu-isu seperti ini," ujarnya.

Menurutnya, dampak dari maraknya bisnis ilegal oleh WNA ini sangat terasa, terutama pada penurunan pendapatan pengusaha lokal. 

"Kami melihat di bandara ada 12.000 kedatangan wisatawan setiap hari, sementara vila-vila kami sepi. Kami bertanya-tanya ke mana wisatawan tersebut menginap, karena vila kami yang sudah legal dan memiliki izin lengkap tetap sepi, begitu juga dengan hotel-hotel. Kami menduga ada kebocoran yang terjadi di Bali, dan kita sebagai pengusaha lokal harus mencari tahu di mana permasalahannya," bebernya.

Adnyana menambahkan, masalah ini tidak hanya berdampak kepemilikan bisnis oleh WNA, tetapi juga pada operasional bisnis tersebut yang seringkali tidak terkontrol dengan baik. 

"Pemilik vila bisa siapa saja, tetapi ketika mereka beroperasi secara ilegal dan tidak ada kontrol peraturannya, mereka bebas saja beroperasi tanpa pengawasan," tutupnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami