search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Heboh Residu Beracun Anggur Muscat, Penjual Buah Pasar Badung Resah
Selasa, 29 Oktober 2024, 22:43 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Heboh Residu Beracun Anggur Muscat, Penjual Buah Pasar Badung Resah.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Menyusul Pemerintah Thailand mengumumkan anggur muscat mengandung residu kimia atau pestisida di atas ambang aman, sejumlah penjual buah di Pasar Badung resah.

Mereka meminta pemerintah segera mengecek kadar kandungan pestisida dalam buah impor anggur muscat yang beredar di Indonesia. Hal ini memicu kekhawatiran tentang potensi risiko residu beracun.

Salah satu pedagang di Pasar Badung, Kota Denpasar, Kadek Budiyasa (35), menilai informasi yang belum teruji tentang ambang batas pestisida pada anggur Shine Muscat dapat membuat penjual buah merugi. Hal ini imbas konsumen tak mau lagi membeli anggur Muscat karena dinilai tak aman untuk dikonsumsi.

"Semoga pemerintah cek dan meluruskan informasi benar atau enggak, (apakah buah anggur Muscat) ini aman dikonsumsi. Kalau enggak jelas pasti pedagang rugi, jualan enggak laku," kata Budiyasa dikutip dari Kumparan, Selasa (29/10).

Budiyasa mengaku belum mengetahui informasi tentang anggur muscat memiliki kandungan pestisida berlebihan.

"Saya baru dengar makanya pemerintah harus cepat umumkan biar kita enggak stok atau jual lagi ke depan. Kalau beli enggak laku, uangnya enggak mutar, kita rugi," ujar Budiyasa.

Budiyasa mengatakan anggur muschat ini memang menjadi salah satu buah populer yang dicari konsumen. Sebab, buah anggur itu manis, tidak memiliki biji, tetapi memiliki banyak daging dibandingkan anggur lainnya.

Budiyasa mampu menjual 20 kilogram anggur muscat dalam satu hari dengan harga Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram. Budiyasa membeli buah anggur muscat ini dari supllier buah impor di Denpasar.

"Kalau tulisan di-packing-nya impor dari China," katanya.

Sementara itu, penjual buah di Jalan Tukad Yeh Aya, Kota Denpasar, Bali, Yatno (36), mengaku baru menjual buah anggur muscat dalam dua bulan belakangan. Yatno juga tidak tahu bila anggur muscat dikabarkan memiliki kandung pestisida berlebihan.

Yatno setiap hari mampu menjual 10 pack anggur muscat. Harga anggur mudcat dijualnya 1 pack senilai Rp 40 ribu. Yatno pasrah menunggu keputusan pemerintah untuk menjual atau tidak buah anggur muscat ke depan.

"Belum tahu, kan kita jual apa yang laris di pasaran. Kalau dilarang ya enggak dijual, sekarang masih banyak yang jualan," katanya.
Informasi penting disajikan secara kronologis

Sementara itu, salah satu warga di Kota Denpasar bernama Yohanes (35) mengaku sempat beberapa kali membeli anggur muscat di supermarket. Dia tertarik membeli buah ini karena warna yang cerah dan tampak segar.

Menurutnya, rasanya memang lebih enak dibandingkan anggur merah atau anggur lainnya. "Karena tertarik dengan warnanya yah tampak segar. Rasanya enak dan manis tidak seperti buah anggur lainnya," ujar Yohanes.

Yohanes baru mengetahui buah ini diduga menggunakan pestisida berlebihan. Ia memutuskan tidak membeli sementara anggur muscat.

"Responsnya biasa aja sih soal dengar berita ada pestisida berlebihan, karena saat dimakan nggak efek sampingnya tapi untuk sementara enggak usah beli dulu deh sembari menunggu pernyataan resmi dari pihak BPOM," tutur Yohanes. (sumber: kumparan)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami