search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hari Diabetes Sedunia, Cegah Sebelum Parah
Kamis, 14 November 2024, 12:40 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Hari Diabetes Sedunia, Cegah Sebelum Parah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Hari Diabetes Sedunia diperingati pada hari ini, Kamis (14/11). Momen ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit diabetes.

Pada tahun ini, peringatan mengambil tema 'Mendobrak Hambatan, Menjembatani Kesenjangan'. Tema ini menyoroti pentingnya pencegahan diabetes dan memastikan semua pasien mendapatkan akses ke perawatan yang tepat.

"Bergabung lah dengan kami dalam meningkatkan kesadaran, menyebarkan pengetahuan, dan menciptakan perubahan yang langgeng bagi semua yang terkena dampak diabetes," tulis laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Afrika jadi salah satu wilayah yang disorot dalam peringatan Hari Diabetes Sedunia tahun ini. Di wilayah ini, lebih dari 24 juta orang dewasa mengidap diabetes, setengahnya tidak terdiagnosis dengan baik.

Padahal, jika tidak diobati, diabetes dapat memicu risiko komplikasi seperti jantung, stroke, kerusakan saraf, gagal ginjal, amputasi kaki, hingga penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

"Tanpa intervensi yang mendesak, prediksi menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di kawasan Afrika akan meningkat hingga 54 juta pada tahun 2024," ujar Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Rebecca Moeti.

Angka di atas, lanjut Moeti, jadi angka proyeksi tertinggi secara global. Hal ini bisa memicu beban ganda yang signifikan terhadap kesehatan dan ekonomi.

Selain itu, Afrika juga dinilai tak memiliki fokus dalam penanganan diabetes. Afrika bahkan tercatat sebagai negara dengan tingkat investasi terendah dalam penanganan diabetes di seluruh dunia.

"Sistem kesehatan [di Afrika] secara tradisional dirancang untuk menangani penyakit menular akut, tanpa perhatian yang cukup untuk penyakit kronis seperti diabetes," tambah Moeti.

Diabetes merupakan penyakit kronis di mana organ pankreas tak mampu memproduksi insulin dengan baik. Insulin sendiri dibutuhkan untuk mengubah gula menjadi energi.

Ketiadaan insulin membuat gula menumpuk dalam darah. Kadar gula dalam darah pun menjadi tinggi.

Dalam catatan WHO, sekitar 422 juta orang di dunia hidup dengan diabetes. Sebanyak 1,5 juta kematian disebabkan oleh penyakit ini.

Di Indonesia sendiri, prevalensi diabetes terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun selama satu beberapa dekade ke belakang.

Pada tahun 2007, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencatat prevalensi diabetes sebesar 5,7 persen. Angkanya meningkat pada 2013 menjadi 6,9 persen dan melonjak jadi 10,9 persen pada tahun 2018.

Angka tersebut naik lagi pada hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 sebesar 11,7 persen.

Hari Diabetes Sedunia seyogianya dijadikan pengingat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencegah diabetes. Jaga pola hidup sehat dengan menghindari asupan gula berlebih dan rutin bergerak demi terhindar dari diabetes. (sumber: cnnindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami