Joe Biden Bertemu Xi Jinping Untuk Kali Terakhir
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu untuk terakhir kalinya pada Sabtu (16/11), sehari setelah kedua pemimpin memperingatkan potensi masa-masa sulit yang akan dihadapi dunia saat Donald Trump kembali ke Gedung Putih.
Pertemuan terakhir mereka, yang berlangsung di sela-sela pertemuan puncak Konferensi Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Peru, dibayang-bayangi oleh kemunculan perang dagang baru dan pergolakan diplomatik saat Trump memulai masa jabatan keduanya.
Kembalinya Trump ke tampuk kepemimpinan telah melahirkan awan ketidakpastian atas upaya Washington Beijing untuk meredakan ketegangan hubungan kedua negara.
Gedung Putih mengatakan pertemuan Xi-Biden ini akan menandai kemajuan dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Beijing. Namun, tujuan pertemuan itu juga adalah untuk melewati masa transisi yang sulit dan memastikan bahwa persaingan dengan China tidak mengarah ke konflik.
Kemenangan telak Trump atas Kamala Harris telah menimbulkan gelombang kejutan di seluruh dunia dan mendominasi pembicaraan di pertemuan dua hari para kepala negara dari kelompok APEC yang beranggotakan 21 orang.
Perubahan politik yang signifikan
Trump secara khusus mengisyaratkan akan mengambil pendekatan konfrontatif dengan Beijing, serta mengancam akan mengenakan tarif hingga 60 persen pada impor barang-barang China.
Ia juga telah menunjuk dua tokoh garis keras terhadap China utama dalam kabinet, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio.
Xi dan Biden, yang bertemu untuk ketiga kalinya secara keseluruhan, secara terpisah pada Jumat memperingatkan dunia tentang situasi yang tidak menentu di masa mendatang.
Presiden China menyuarakan kekhawatiran tentang "penyebaran unilateralisme dan proteksionisme" dalam pidato tertulisnya di forum tersebut, sementara Biden saat bertemu pemimpin Jepang dan Korea Selatan mengatakan dunia telah mencapai momen perubahan politik yang signifikan.
Biden juga menyoroti hubungan AS dengan kedua negara itu penting untuk melawan kerja sama Korea Utara yang berbahaya dan tidak stabil dengan Rusia.
Biden juga menyatakan harapan bahwa aliansi tiga arah yang dirintisnya bisa bertahan lama`
Seorang pejabat senior pemerintahan bersikeras bahwa nama Trump tidak muncul selama pertemuan dengan para pemimpin Korea Selatan dan Jepang.
Aliansi yang terancam
Namun, kembalinya kebijakan "America First" Trump mengancam aliansi yang telah dibangun Biden pada berbagai isu, mulai dari perang di Ukraina dan Timur Tengah hingga perubahan iklim dan perdagangan.
Selama menjabat pertama kali, Trump berulang kali mengancam akan memangkas komitmen pertahanan AS pada sekutu Asia dan Eropa jika mereka tidak membayar sebagian besar beban keuangan untuk perlindungan mereka.
Para ekonom mengatakan ancaman tarif hukuman Trump tidak hanya akan merugikan ekonomi China tetapi juga ekonomi Amerika Serikat dan mitra dagangnya, serta dapat mengancam stabilitas geopolitik.
China tengah membangun kapasitas militer sambil meningkatkan tekanan pada Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, dan diklaim sebagai bagian dari wilayahnya.
Gedung Putih mengatakan Xi dan Biden akan membahas Taiwan dan ketegangan di Laut China Selatan, tempat Beijing mengklaim sebagian besar wilayah maritim.
Mereka juga akan fokus untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka, khususnya hotline militer-ke-militer yang dipulihkan tahun lalu.
KTT APEC akan berakhir pada hari Sabtu, tetapi bayang-bayang Trump masih akan menyelimuti agenda diplomatik internasional pada KTT G20 di Rio de Janeiro minggu depan.
Biden juga akan menuju ke sana sebagai bagian dari perjalanan keliling Amerika Latin dalam tur luar negeri besar terakhirnya. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net