search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Nusa Penida Gelar Prosesi Penguburan Ular Piton Layaknya Manusia
Senin, 3 Februari 2025, 19:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Warga Nusa Penida Gelar Prosesi Penguburan Ular Piton Layaknya Manusia.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.

Warga Banjar Adat Gelagah, Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung menggelar upacara penguburan seekor ular piton pada Minggu (2/2/2025). 

Upacara penguburan tak biasa tersebut menjadi viral di sosial media, konon menurut informasi hal itu dilakukan warga karena ular tersebut diyakini memiliki nilai sakralnya. 

Dalam video yang beredar, terlihat warga mengenakan pakaian adat tengah memandikan bangkai ular sepanjang 4 meteran tersebut. Setelah dimandikan, ular itu diberikan banten dan dikuburkan layaknya prosesi penguburan manusia di Bali.

Ritual tersebut, dikatakan dilaksanakan pada lokasi ditemukannya pertama kali bangkai ular piton tersebut yakni di kawasan pelaba pura dekat Balai Banjar Gelagah.  

Menurut Kelihan Banjar Adat Gelagah, I Wayan Duduk, ular tersebut telah lama mendiami sebuah pohon besar yang ada di pelaba pura. Areal di sekitar pohon tersebut selama ini sangat dikeramatkan karena berada di antara tiga pura, yaitu Pura Geria, Pura Paibon, dan Pura Banjar.

Usut punya usut, kejadian bermula pada Kamis (30/1/2025), saat itu warga tak sengaja menemukan ular tersebut dan sempat mencoba mengusirnya dengan kayu. Tetapi ular tersebut diam dan tidak bergeming, bahkan setelah dipukul beberapa kali. 

Jro Mangku Darma salah satu tokoh masyarakat setempat ikut mencoba mengusirnya, namun ular justru menjilat tangannya. Akhirnya, kepala ular itu dipukul hingga mati.  

"Setelah ular itu mati, warga kemudian berencana untuk membuang bangkainya sejauh enam kilometer dari lokasi penemuan. Namun, beberapa warga yang mencoba menarik bangkai ular itu mendadak merasa panas-dingin," ujarnya. 

Setelah kejadian itu, beberapa hari kemudian, Jro Mangku Darma bermimpi didatangi oleh sosok besar yang mengaku sebagai pemilik ular tersebut dan meminta agar bangkainya dikuburkan dengan layak.

Mimpi serupa juga dialami oleh warga lain yang pertama kali menemukan ular tersebut. Merasa ada pertanda, warga akhirnya menggali kembali bangkai ular itu dan menguburkannya dengan banten dan uang.  

Namun, Jro Mangku Darma masih merasa tidak tenang setelah membunuh ular itu. Ia mengusulkan agar diadakan upacara penguburan yang lebih lengkap untuk mencegah kemungkinan musibah di Banjar Gelagah. Setelah mendapat persetujuan, seluruh warga sebanyak 137 kepala keluarga turut berpartisipasi dalam prosesi tersebut.  

Saat upacara berlangsung, beberapa warga mengalami kerauhan, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya di Banjar Gelagah. Hal ini semakin memperkuat keyakinan warga bahwa ular tersebut memang memiliki kekuatan sakral.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami