Jelang Galungan, Komoditas Canang, Daging hingga Telur Diprediksi Jadi Pemicu Inflasi

beritabali/ist/Jelang Galungan, Komoditas Canang, Daging hingga Telur Diprediksi Jadi Pemicu Inflasi.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Menjelang Hari Raya Galungan April 2025, masyarakat Bali diimbau untuk mewaspadai sejumlah komoditas yang menjadi pemicu inflasi.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, inflasi Bali pada bulan Maret 2025 tercatat 1,61% secara bulanan (mtm), meningkat signifikan dibandingkan Februari yang mengalami deflasi 0,57%.
Secara tahunan, inflasi juga meningkat menjadi 1,89% (yoy) dari sebelumnya 1,21% (yoy), namun masih berada dalam rentang target nasional 2,5±1%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menegaskan pentingnya langkah antisipatif menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Galungan.
"Ke depan tetap diperlukan penguatan pengendalian inflasi melalui kolaborasi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) khususnya dalam menyambut rangkaian Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Galungan pada April 2025," ujar Erwin.
Sejumlah komoditas yang mendorong inflasi Maret 2025 antara lain; Cabai rawit dan bawang merah, yang mengalami kenaikan harga akibat pasokan terbatas dan permintaan tinggi menjelang Hari Raya Nyepi dan Idulfitri.
Kedua, tarif listrik, yang mengalami kenaikan pasca normalisasi kebijakan diskon. Ketiga, minyak goreng, terdampak oleh kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) global. Keempat, emas perhiasan, seiring tren naik harga emas dunia.
Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga daging babi, daging ayam ras, kangkung, tomat, dan tarif angkutan udara. Penurunan harga daging disebabkan oleh meningkatnya pemotongan jelang HBKN, sedangkan tarif pesawat menurun mengikuti kebijakan pemerintah saat libur lebaran.
Secara spasial, seluruh kabupaten/kota IHK di Bali mengalami inflasi. Singaraja mencatat inflasi bulanan tertinggi sebesar 1,71%, diikuti Kota Denpasar (1,69%), Kabupaten Tabanan (1,52%), dan Kabupaten Badung (1,45%).
Erwin juga menyampaikan sejumlah risiko tambahan ke depan yang perlu diwaspadai yakni peningkatan permintaan canang sari, barang dan jasa menjelang Galungan.
Kenaikan harga daging dan telur ayam ras, akibat naiknya harga jagung global sebagai bahan pakan ternak, Normalisasi tarif listrik untuk pelanggan pasca bayar pemakaian Maret serta kembali naiknya harga tiket pesawat setelah berakhirnya kebijakan tarif diskon.
Bank Indonesia Bali terus mendorong penguatan strategi pengendalian inflasi melalui strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.
Selain itu, dalam jangka panjang, upaya menjaga ketahanan pangan akan difokuskan pada peningkatan produktivitas pertanian melalui penguatan lahan berkelanjutan, pengairan, benih unggul, serta hilirisasi produk lokal. Efisiensi rantai pasok juga akan melibatkan BUMDes, perumda pangan, koperasi, dan horeka (hotel, restoran, kafe).
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls