Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Subandha: Dua Calon Tidak Masalah

Kamis, 6 Maret 2008, 13:41 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Detik-detik rangkaian Pilkada Bali yang akan digelar pada awal Juli mendatang, semakin dekat saja. Dua kubu, yaitu PDI Perjuangan dan Golkar yang akan segera berkoalisi dengan KBD (Koalisi Bali Dwipa), sudah memastikan diri akan turut serta dalam pesta demokrasi ini.

Kendati waktu sudah semakin dekat, namun dua paket calon yang akan turun pada Pilgub mendatang, yaitu Mangku Pastika–Puspayoga yang diusung PDI Perjuangan, dan Cok Budi Suryawan–Nyoman Suweta yang diusung Golkar dan KBD, dikhawatirkan akan menodai proses demokrasi dalam Pilgub mendatang. Salah seorang pengamat politik, Nyoman Subandha, yang ditemui Beritabali.com pun angkat bicara mengenai masalah tersebut.

Menurut dosen Pasca Sarjana di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) ini, hanya turunnya dua paket pada Pilgub mendatang bukanlah suatu bentuk hambatan terhadap proses demokrasi.“Bagi saya dua calon itu tidak masalah. Malahan itu sudah cukup demokratis. Masalah demokratis atau tidak, itu kan tidak dilihat dari turunnya dua pasangan calon saja.

 

Sama seperti Pilkada Jakarta kemarin, itu kan prosesnya juga sudah demokratis, meskipun hanya dua paket yang turun,” ujar Subandha. Ketika ditanya seperti apa ukuran demokarsi itu, Subandha mengaku demokratis atau tidaknya pelaksanaan suatu hajatan demokrasi seperti pilkada atau pemilu, dilihat dari proses menuju Pilkada atau Pemilu tersebut.

“Pemilu kita itu kurang demokratis apa lagi? Rakyat kan sudah bisa memilih sendiri siapa pemimpinnya. Nah demokratis atau tidak itu, dilihat dari proses menuju pilkada atau pemilu itu sendiri. Selama tidak ada pemaksaan atau jual beli suara, maka proses tersebut sudah dapat dikatakan demokratis,” tandas Subandha.

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/eps



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami