Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comPWI Bali Tekankan Profesionalitas Wartawan Jaga Kondusifitas Pulau Dewata
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Di tengah derasnya arus informasi dan maraknya konten tak terverifikasi di media sosial, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali menegaskan kembali pentingnya profesionalitas wartawan dalam menjaga kondusifitas keamanan dan stabilitas sosial di Pulau Dewata.
Pesan ini mengemuka dalam diskusi bertajuk “Profesionalitas Wartawan dalam Mendukung Kondusifitas Keamanan di Wilayah Provinsi Bali” yang digelar PWI Bali di Denpasar, Jumat (3/10/2025) malam.
Baca juga:
PWI: Tidak Ada Wartawan yang Kebal Hukum
Kegiatan ini menghadirkan dua wartawan senior dan praktisi media, Agus Putra Mahendra dan Rofiqi Hasan, serta dihadiri berbagai organisasi pers seperti AJI, IJTI, AMSI, SMSI, JMSI, IWO, dan UJB.
Diskusi berlangsung hangat dan dinamis dengan kehadiran puluhan jurnalis dari berbagai media di Bali.
Agus Putra Mahendra (Gus Hendra) menekankan pentingnya memahami posisi wartawan saat meliput di lapangan, terutama dalam situasi rawan seperti aksi massa.
“Wartawan hadir bukan sebagai bagian dari demonstran, tapi sebagai penyampai informasi berimbang. Represif terhadap jurnalis bukan hanya menghambat kerja pers, tapi juga mencederai demokrasi,” ujarnya.
Gus Hendra juga menekankan agar wartawan menjaga kecerdasan emosional dan intelektual.
“Kalau kita lebih mengedepankan emosi daripada rasio, objektivitas hilang, etika lenyap, dan produk jurnalistik jadi buruk,” katanya.
Ia mencontohkan pentingnya pemilihan diksi yang tepat agar tidak menimbulkan persepsi keliru yang bisa berdampak pada citra pariwisata Bali.
Sementara itu, Rofiqi Hasan menyoroti tantangan baru di era digital. “Sekarang semua orang bisa mengaku sebagai pembawa berita. Hoaks mudah menyebar, dan di sinilah wartawan diuji untuk tetap berpegang pada prinsip verifikasi dan konfirmasi agar media tetap dipercaya publik,” jelasnya.
Menurutnya, banyak media kini terjebak dalam kejaran viralitas dan melupakan kedalaman liputan. “Media harus kembali memperkuat karakter dan nilai jurnalistik agar tetap punya daya saing,” ucapnya.
Dari sisi organisasi pers lainnya, Rohmat dari Kabarnusa.com menegaskan pentingnya independensi media agar tidak terseret kepentingan tertentu. Sementara Ayu Sulistyowati dari AJI Bali mengingatkan bahwa kekuatan wartawan terletak pada akurasi, verifikasi, dan kode etik, hal yang tak dimiliki media sosial.
Ketua Panitia Diskusi sekaligus Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Bali, Arief Wibisono, menutup forum dengan penegasan bahwa wartawan memegang peran vital menjaga ruang publik dari distorsi fakta.
“Wartawan adalah mitra strategis dalam menjaga kondusifitas Bali. Berita profesional bukan hanya memberi informasi, tapi juga menyejukkan dan menjaga keseimbangan sosial,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, PWI Bali berkomitmen memperkuat komunikasi dengan aparat dan stakeholder agar peliputan di lapangan, termasuk saat terjadi aksi massa, bisa berjalan aman dan profesional.
Diskusi diakhiri dengan rencana menggelar workshop jurnalistik humanis dan berimbang, agar insan pers Bali mampu menghadirkan berita yang tidak hanya informatif, tetapi juga menjaga harmoni sosial yang menjadi roh Pulau Dewata.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/aga
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
