search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ribuan Warga Kapal Ikut Perang Tipat Bantal
Sabtu, 11 Oktober 2008, 11:55 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Ribuan warga Desa Adat Kapal, Kabupaten Badung, Jumat (10/10) ikut ambil bagian dalam tradisi perang tipat bantal. Tradisi berumur ratusan tahun ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas berkah panen yang melimpah.

Tradisi yang oleh warga setempat disebut Aci Rah Pengangon ini diawali dengan upacara persembahyangan bersama warga di pura desa setempat.

Usai melakukan persembahyangan, para pemangku atau pendeta pura desa memerciki tirta atau air suci untuk memohon keselamatan bagi warga dalam melaksanakan ritual perang tipat bantal.



Usai melakukan persembahyangan, warga desa menyiapkan ‘amunisi’ untuk perang tipat bantal yang terdiri dari dua jenis makanan yang disebut tipat dan bantal (sejenis ketupat). Ribuan tipat dan bantal ini merupakan sumbangan dari seluruh warga Desa Adat Kapal.

Setelah semuanya siap, jalan raya yang ada di depan Pura Desa Adat Kapal ditutup selama 30 menit bagi seluruh kendaraan bermotor.

Seluruh warga desa kemudian berkumpul di sepanjang jalan depan pura desa dan dibagi menjadi kelompok utara dan selatan.



Perang tipat bantal kemudian berlangsung dengan sengit selama kurang lebih 30 menit. Lemparan tipat dan bantal seringkali menyasar ke arah penonton dan juga fotografer yang meliput acara ini.

Meski banyak warga yang terkena lemparan tipat maupun bantal, namun tidak ada satu pun warga yang marah apalgi dendam.

Setelah berlangsung selama 30 menit, perang tipat bantal pun berakhir. Warga desa yang tadinya saling lempar tipat dan bantal kemudian bersalam-salaman dalam suasana suka cita.



“Saya ikut serta untuk melestarikan tradisi leluhur. Sama sekali tidak ada rasa takut kena lemparan tipat, yang penting kebersamaan bersama warga,” kata Gede Eka Saputra, warga Desa kapal.

“Tradisi Aci Rah Pengangon atau perang tipat bantal ini sudah mulai dilakukan warga Desa Adat Kapal sejak tahun 1337. Lewat tradisi ini kami percaya Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa akan menganugrahkan kesuburan bagi lahan pertanian di desa kami, sehingga warga terhindar dari paceklik panen,” jelas Anak Agung Darmayasa, Kelian Adat Desa Kapal. (bob)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami