Wisata Tanam Terumbu Karang di Pulau Serangan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Selain berwisata menikmati keindahan alam dan seni budaya, wisatawan yang datang ke Bali juga ikut ambil bagian dalam upaya konservasi lingkungan. Salah satunya adalah pelestarian terumbu karang di Pulau Serangan yang kini dikemas dalam sebuah paket wisata transplantasi coral.
Upacara ruwatan segara atau pembersihan bumi mengawali acara penanaman terumbu karang, yang digelar di Pulau Serangan, Denpasar Bali. Acara ini diikuti nelayan setempat dan para wisatawan peserta wisata tanam terumbu karang.
Usai acara ruwatan segara, puluhan wisatawan dibantu nelayan dari Kelompok Karya Segara, Desa Serangan mulai mengikat stek terumbu karang pada media yang telah disiapkan. Media terumbu karang yang akan ditenggelamkan ke laut ini disebut 'reef ball'.
Reef ball seberat 100 kilogram yang berisi puluhan stek atau bibit terumbu karang ini kemudian diangkat beramai-ramai untuk dibawa ke tengah lau. Selanjutnya reef ball berisi stek terumbu karang ini ditenggelamkan atau ditanam pada kedalaman 4 hingga 7 meter di bawah permukaan laut.
"Ini menjadi pengalaman pertama dan mengesankan bagi saya. Saya harap ini bermanfaat bagi generasi selanjutnya, khususnya di Pulau Serangan ini," ujar Chong Chee Kong, wisatawan asal Singapura. Untuk bisa mengikuti paket wisata ini, setiap wisatawan dikenakan biaya Rp 100.000 untuk satu stek terumbu karang yang akan ditanam di bawah laut.
"Jika terumbu karang yang akan ditanam berisi nama wisatawan, maka akan dikenakan biaya tambahan," jelas Wayan Patut, koordinator nelayan pelestari terumbu karang Pulau Serangan. Menurut Wayan Patut, sejak dimulai pada 7 Oktober 2010, peminat wisata transplantasi coral ini cukup banyak yakni mencapai 150 orang wisatawan per bulannya. Kebanyakan berasal dari Cina dan Amerika Serikat, disamping wisatawan domestik Indonesia. Selain untuk paket wisata, transplantasi coral di Pulau Serangan ini bertujuan untuk menyehatkan ekologi bawah laut, memulihkan kembali kesehatan ekosistem bawah laut Pulau Serangan yang sudah rusak akibat reklamasi.
"Jika (ekologi bawah laut) sudah sehat, maka biota laut akan berkembang biak dengan baik di terumbu karang. Jika sudah demikian, maka nelayan tidak akan susah mencari ikan," ujar Patut.
Reporter: bbn/psk