search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Demokrat Nilai Oknum Polisi Arogan Hajar Anggota Dewan
Rabu, 20 Februari 2013, 17:53 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Aksi kekerasan yang dilakukan oknum polisi di Klungkung terhadap anggota DPRD DKI Jakarta, Taufiqurrahman dinilai Partai Demokrat sangat arogan dan berlebihan. Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta menegaskan bahwa aksi brutal polisi yang bernama Sujana itu sangat ia sesalkan. Tindakan keji oknum polisi terhadap Ketua DPC Partai Demokrat DKI Jakarta Pusat, bagi Mudarta sangat mencoreng citra lembaga Polri.

"Tindakan oknum polisi itu berlebihan kewenanganya tidak digunakan secara baik itu hanya merusak citra kepolisian di Bali," ucap Mudarta, usai menghubungi korban, Rabu (20/2/2013). Menurut Mudarta, tindakan arogansi oknum polisi itu tidak menunjukkan sikap sebagai abdi negara yang digaji dari rakyat sehingga harusnya bisa melindungi rakyat sipil dan bukan sebaliknya.

Korban yang merupakan koleganya dipartai asuhan SBY itu berniat baik dan hendak menolong dengan menunjukkan kepeduliannya sebagai wakil rakyat saat melihat ada warga yang keberatan atas penahanan sepeda motor saat razia kendaraan digelar polisi.

Belakangan terungkap jika oknum polisi itu mengamankan motor warga dalam razia kendaraan bermotor karena pajak surat kendaraan milik warga itu sudah kadaluwarsa. Niat baik korban dengan menanyakan dasar hukum pasal-pasal yang dilanggar korban ternyata membuat oknum polisi itu tidak terima dan tersinggung lalu menendang korban hingga tersungkur dan terluka.

Politisi asal Jembrana ini mendesak pihak kepolisian agar segera mengusut tuntas kasus ini dan menindak tegas oknum polisi sesuai aturan hukum dengan memberikan sanksi. Mudarta tidak habis pikir, pelaku yang merupakan warga Bali itu melakukan aksi dan berperilaku seperti itu. Padahal selama ini, masyarakat Bali dikenal dengan sikap toleransi dan saling tolong menolong.

Terkait insiden yang menimpa rekannya, Mudarta mengaku pihaknya segera menyiapkan tim advokasi yang akan mendampingi korban agar proses hukum bisa berjalan cepat dan adil. Dari kasus ini, Mudarta berharap kegiatan razia kendaraan oleh kepolisian jangan dilakukan untuk mencari-cari  kesalahan masyarakat.

Mudarta menjelaskan, korban hingga kini masih di Mapolda Bali untuk memberikan keterangan terhadap aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi tersebut.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami