Nenek Lindsay Sandiford Menunggu Maut di LP Kerobokan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Lindsay Sandiford, kini berusia 58 tahun, akan menjadi nenek asal Inggris yang tewas di depan regu tembak Indonesia. Kepada situs ibtimes.co.uk, Sandiford yakin hidupnya tinggal menghitung hari. Ia diminta menanda-tangani surat hukuman mati, dan menunggu eksekusi.
Sandiford ditangkap di Bali tahun 2012 dengan kokain bernilai 1,6 juta poundsterling, atau Rp 30 miliar, dari Thailand. Ia mengklain anggota geng mengancam membunuh kedua anaknya jika dia menolak membawa kokain itu. Salah satu kedua anaknya kini telah berkeluarga, dan memiliki anak.
Saat ini Sandiford tanpa kuasa hukum setelah Kementerian Luar Negeri Inggris menolak membayar pengacara sebesar 38 ribu pound, atau Rp 713 juta, untuk banding kedua.
Dalam pembicaraan telepon dengan adiknya dari Penjara Kerobokan, Bali, Sandiford mengatakan; "Jika saya menanda-tangani surat itu, saya tidak ubahnya menandatangani kematian sendiri. Saya katakan kepada petugas; silahkan tembak saja saya."
Surat itu, menurut Sandiford, dalam Bahasa Indonesia. Ia tidak tahu apa isinya. Mengutip pejabat Penjara Kerobokan, The Times melaporkan Sandiford menolak menunjuk pengacara dan dalam keadaan depresi.
"Terkadang dia bicara soal kematian, lalu membahas kesempatan melarikan dirid dari eksekusi. Pada kesempatan lain ia terlihat pasrah," ujar pejabat itu kepada The Times.
Sandiford divonis tahun 2013. Situs ibtimes.co.uk menulis dia hanya kurir, yang dipaksa. Ia harus menanggung hukuman paling berat, sedangkan anggota geng yang mengancam; Julian Ponder, Paul Beales, dan Rachel Dougall, masing-masing hanya dijatuhi enam, empat, dan satu tahun penjara.
Reporter: bbn/net