search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Potensi Besar, Desa Wisata Gunung Salak Layak Disasar
Senin, 13 Februari 2017, 17:23 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Tabanan miliki potensi besar dalam desa wisata. Pasalnya, saat ini sudah sebanyak 25 desa wisata dimiliki. Ditambah, potensi pertanian terbesar sekaligus dapat disinergikan dengan pengembangan pariwisata. 
 
[pilihan-redaksi]
Hanya saja, beberapa wilayah masih mengalami kerusakan, yakni dari 850 km jalan kabupaten, sebanyak 40 persennya rusak. Pun, dengan topografi yang dinamis, menjadikan penanganan yang kian susah. 
 
Oleh karena itu, Swastika Bali hadir lewat konsep Desa Wisata. Menurut Ida Bagus Giri Suprayatna, anggota Swastika Bali penggagas Desa Wisata, lewat desa wisata akan mampu menjadi senjata untuk merevitalisasi perekonomian desa. 
 
"Konsep desa wisata desa dibingkai oleh body coorporate. Misalnya, bagaimana membangun pertanian dalam bingkai pariwisata," ungkapnya dalam Family Gathering Swastika Bali, di Gunung Salak pada Minggu (12/2) kemarin. 
 
Setali tiga uang, Bappeda Provinsi juga menyetujui desa wisata yang akan direalisasikan di Gunung Salak. Menurut pihaknya, Tabanan mempunyai potensi pertanian terbesar sekaligus dapat disinergikan dengan pengembangan pariwisata. Sementara, Desa Gunung Salak mempunyai potensi alam sebagai desa wisata. 
 
"Dalam RPJMD Bali teridentifikasi 142 desa wisata, dan sudah dikembangkan 72. Mudah2an Gunung Salak bisa menjadi bagian dari target RPJMD," ungkapnya. 
 
Lebih lanjut, perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi kala itu juga mengapresiasi kegiatan yang diusulkan Swastika Bali. Menurut pihaknya, wisatawan saat ini memang cenderung mencari keunikan, bukan lagi dalam bentuk mass tourism. 
 
Begitu pula dengan pihak Dinas Pertanian yang juga mendukung adanya desa wisata di Gunung Salak. Sebab, dari data didapat fakta bahwa di Gunung Salak terdapat lima subak sawah dan tiga subak abian. Sehingga layak dijadikan desa wisata. 
 
Kemudian, Kementrian Desa yang diwakili oleh Hanibal, Direktur Pelayanan Sosial Dasar, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, menyatakan pihaknya bangga, dan merasa beruntung bisa hadir di desa Gunung Salak. Pihaknya berjanji akan mendukung dalam hal infrastruktur terkait program ini.
 
[pilihan-redaksi2]
"Kami siap bersama-sama Swastika Bali dalam mendukung pembangunan desa sepanjang sesuai track perundangundangan. Semoga apa yang diwacanakan akan menjadi nyata. Dan model ini dapat menjadi prototip nasional," jelasnya. 
 
Sementara, sebelumnya Swastika bali, sebuah organisasi alumni pelajar dan mahasiswa Bali di Surabaya, memang gencar merealisasikan program Desa Wisata. Konsepnya, desa tidak hanya sebagai destination namun juga accomodation dan desa wisata dikelola oleh desa bukan pihak swasta. Swastika Bali yang telah terbentuk sejak Februari 2016 lalu dengan desa wisata sebagai program unggulannya memang menjadikan Desa Kemetug Gunung Salak Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan sebagai awalan. [wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami