search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Skorsing 7 Atlet Taekwondo, Pengurus Pengprov TI Bali Terancam Dipolisikan
Senin, 19 Juni 2017, 21:40 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Gara-gara dituduh menskorsing 7 atlet taekwondo secara sepihak, Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Bali terancam dipolisikan. Sejatinya, Ketua Pengprov TI Bali, Agung Lan Ananda akan dipidanakan dengan tuduhan diskriminasi terhadap anak dibawah umur. 
 
Ancaman melaporkan ke polisi dijelaskan kuasa hukum para atlet Siti Sapurah alias Ipung. Menurutnya, sebenarnya kasus diskriminasi ini sudah dilaporkan ke Polda Bali, namun tidak mendapat respon. 
 
[pilihan-redaksi]
“Dalam waktu dekat ini saya akan lapor ke Polsek - polsek sesuai dengan alamat tempat tinggal anak - anak ini," tegas Ipung, Senin (19/6).
 
Menurut pemerhati anak-anak ini, kasus dugaan diskriminasi ini berawal dari Lan Ananda mengskorsing 7 orang atlet Taekwondo Kota Denpasar yang berlaga di Malaysia Open pada 23 - 25 September 2016 lalu. Mereka adalah Julianto Putu Oka, Putu Oka Mahendra, Wayan Divayana Banendra Putra, I Gusti Agung Lanang Saputra, I Putu Bagus Paramananda, Mira Adelia Putra, dan Ni Kadek Nia Ananda Suaryandari. 
 
“Para atlet berprestasi ini diskorsing karena saat itu mereka berfoto bersama dengan Sekretaris TI Kota Denpasar, Cornelius Ratu yang telah diskorsing saat di Malaysia,” katanya. 
 
Padahal, kata Ipung, kehadiran Cornelius di negeri Jiran itu atas biaya sendiri dan sebagai penonton. 
 
"Masalahnya mereka ini anak-anak dibawah umur. Jelas mereka mengalami diskriminasi anak,” bebernya. 
 
Sehingga, dengan skorsing selama 2 tahun itu, para atlet penambang medali tersebut tidak bisa tampil di ajang Pekan Olahraga Pelajar bulan lalu dan di arena Porprov Bali di Kabupaten Gianyar pada September mendatang. 
 
"Saya sebagai pemerhati anak, sedih dan menangis melihat kejadian ini. Anak-anak berprestasi yang akan mengharumkan nama bangsa dan negara di masa yang akan datang, kok malah diperlakukan seperti ini, ungkapnya. 
 
Akibat skorsing tersebut, prestasi mereka bakal selesai karena anak-anak ini tidak bisa tampil di ajang apapun. Ini yang disebut menghalang kemerdekaan anak-anak sebagaimana diatur dalam UU. 
 
“Anak anak atlet ini sekarang mengalami stres, depresi dan trauma. Dalam waktu dekat, kami akan melaporkan Pak Lan Ananda ke polisi dengan tuduhan diskriminasi terhadap anak," tandasnya. [bbn/idc/wrt] 

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami