search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jumlah Janda Muda di Pacitan Tembus 400 Orang
Senin, 21 Agustus 2017, 13:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Pacitan. Ingin mencari janda muda? Tak usah jauh-jauh, cukup ke Kota Pacitan.
 
Pasalnya, tahun ini saja, sampai Agustus 2017, sudah ada 675 perceraian diputus di Pengadilan Agama (PA) Pacitan. Sebanyak 60 persen diantaranya, merupakan janda berusia 20 hingga 23 tahun atau janda muda. Jika dihitung secara angka, maka jumlah janda muda tersebut tembus 400 orang.
 
[pilihan-redaksi]
Tahun lalu pun, total perceraian yang diputus PA Pacitan mencapai 1.150 kasus. Artinya hingga Agustus ini, sudah mencapai 50 persen dari tahun lalu. "Kalau dibandingkan dengan daerah lain, sudah tergolong tinggi. Apalagi untuk janda mudanya," ujar Ketua PA Pacitan, KH. Taufiqurrohman, Senin (21/8/20170.
 
Taufiqurrohman menuturkan, kebanyakan perceraian yang diputus PA Pacitan merupakan pernikahan yang belum matang. Para pelakunya merupakan remaja-remaja yang secara lahir belum siap menikah.
 
Namun secara batin, banyak yang mengaku sudah siap. Padahal, menikah tidak hanya harus menafkahi batin, namun juga lahir. Taufiqurrohman menyebutnya sebagai pernikahan yang dipaksakan.
 
"Penyebabnya ya pacaran diluar batas. Mereka pun terpaksa dinikahkan karena si perempuan hamil duluan," tambahnya kepada beritajatim.com.
 
Setelah menikah, lanjut dia, ternyata masalah tidak selesai. Justru yang kemudian timbul, adalah masalah ekonomi. Itu merupakan biang tingginya perceraian di Pacitan dari tahun ke tahun.
 
Karena masih muda dan belum siap, mereka pun tidak mampu memberikan nafkah pasangannya. Rasa tertekan lantas membuat pasangan suami istri (pasutri) muda itu sering cekcok.
 
"Ujung-ujungnya, si perempuan lalu menggugat sang suami. Paling besar adalah faktor ekonomi. Ketidakmampuan suami dalam menafkahi membuat pasangannya kerap frustasi dan menyebabkan pertengkaran," terangnya. [bbn/idc/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami