search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
2 KK Miskin Asal Desa Panji Anom, Buleleng Hidup Serba Kekurangan
Selasa, 24 April 2018, 06:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Beritabali.com.Buleleng, Dua KK miskin asal Banjar Dinas Abasan, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng yakni keluarga Nyoman Mertawan (40) dan keluarga Made Suarsana (47) mengalami kondisi serba kekurangan. Hal ini dibenarkan Kepala Dusun Abasan Putu Wija Negara. 
 
[pilihan-redaksi]
Nyoman Mertawan, berserta istri dan ketiga anaknya yakni Putu Yudi Mulyada (20), Kadek Arya Sutama (13) dan Luh Komang Nata Aryaningsih (8) yang bekerja sebagai buruh di Denpasar belum mampu belum mampu digunakan untuk memperbaiki rumah yang ditempatinya saat ini. Hasil jerih payah sang suami hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Beban berat harus ditanggung Nyoman Mertawan karena sang anak harus sekolah dan memerlukan biaya, sehingga ia berharap bisa memperoleh bantuan dari pemerintah.
 
"Penghasilan suami tidak seberapa, keperluan sehari-hari ya dicukup-cukupi saja. Belum lagi untuk anak sekolah, ya semoga dapat bantuan dari pemerintah. Apalagi kondisi rumah saya yang begini, semoga saja dapat bantuan bedah rumah. Biar bisa meringankan beban hidup juga," ungkap Luh Kompyang Tirta.
 
Selanjutnya, keluarga Made Suarsana (47) yang kesehariannya sebagai buruh serabutan. Di rumah berdinding bata yang beberapa bagiannya sudah berlubang itu, Made Suarsana tinggal bersama kedua orang tuanya Made Tirta-Nyoman Sulendra, sang Istri Ketut Sukardi (46) dan kedua anaknya Made Suardiana (24), Nyoman Wirya (18), sementara anak pertamanya Putu Muliada (27) telah menikah dan tinggal tak jauh dari rumah Suarsana. 
 
Diceritakan Suarsana, kondisi ekonomi serbab kekurangan membuat kedua anaknya harus putus sekolah. Pekerjaan yang tak menentu membuat beban hidupnya semakin berat karena selain menanggung anak istri juga kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Beruntung dirinya termasuk dalam data penerima bantuan beras sejahtera dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
 
"Pekerjaan saya serabutan, kalau ada yang perlu buruh bangunan ya saya kerjakan. Kalau ada yang nyuruh neraktor (menggemburkan tanah-red) ya saya lakukan, yang penting ada untuk biaya kebutuhan sehari-hari," ucap Suarsana.
 
Ditambahkan Suarsana, beruntung sang ayah Nyoman Sulendra hingga kini masih menerima uang pensiunan sebagai Veteran. Hal itu dapat meringankan bebannya dalam menjalani kerasnya hidup.
 
[pilihan-redaksi2]
Sementara itu, Kepala Dusun Abasan Putu Wija Negara mengatakan jika kedua keluarga tersebut sudah masuk dalam daftar penerima bantuan bedah rumah. Tahun ini, Desa Panji Anom menerima 5 bantuan bedah rumah, namun kedua nama keluarga tersebut tidak termasuk didalamnya. Sehingga ia berharap di anggaran perubahan atau bantuan swasta berupa Corporate Social Responsibility(CSR) bisa memberikan bantuan bedah rumah untuk keluarga Nyoman Mertawan dan keluarga Made Suarsana.
 
"Kedua keluarga ini memang sudah kita daftarkan untuk menerima bantuan bedah rumah, namun belum turun. Untuk tahun ini kita hanya mendapatkan Lima unit bantuan bedah rumah, mereka tidak termasuk didalamnya. Ya semoga pemerintah provinsi bisa menganggarkan yang bersangkutan," ujarnya.
 
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Pastika menitipkan sejumlah uang kepada keluarga Nyoman Mertawan dan keluarga Made Suarsana untuk dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. (bbn/rlspemprov/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami