search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kolaborasi Wayang dan Calonarang Diikuti Watangan Matah di Taman Budaya
Sabtu, 4 Agustus 2018, 16:15 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Dilatarbelakangi pertunjukan wayang calonarang yang belakangan mulai surut penggemar oleh sebab munculnya berbagai alternatif hiburan lain, Sekaa Wayang Calonarang, Griya Sakti Telaga, Kerobokan berani mementaskan wayang calonarang di Bali Mandara Mahalango ke-5, Taman Budaya, Denpasar, Jumat (3/8).
 
[pilihan-redaksi]
Dalam pentas tersebut selain penampilan wayang, barong dan tari rangda, juga diikuti prosesi watangan matah yang biasanya dipentaskan dalam pentas calonarang. 
 
“Kali ini kami memadukan pentas pakeliran, yaitu pentas wayang kulit dengan pentas calonarang,” tutur Ketua Sanggar Seni Majalangu, I Made Agus Adi Santika. 
 
Sementara itu sebagai penggagas ide tersebut adalah Ida Bagus Sudiksa, Dalang Sekaa Wayang Calonarang, Griya Sakti Telaga, Kerobokan. Sebagai dalang, Ida Bagus Sudiksa paham betul bagaimana tugasnya dalam sebuah pertunjukan. “seorang dalang disebut guru loka sehingga hendaknya seorang dalang dapat memberikan pembelajaran bukan pembodohan  baik agama, budaya, dan adat,” ungkapnya.  
 
[pilihan-redaksi2]
Dalang itu kemudian membawa perenungan dengan menggambil kisah Bahula Duta sebagai tajuk dalam seni pertunjukannya. Cerita itu mengisahkan tentang perjalanan Mpu Bahula dalam mengemban tugas yang diberikan oleh Mpu Beradah. Perjalanan itu bertujuan mengetahui keberadaan Lontar Pirgit yang menjadi sumber kesaktian dari Walu Nata Ing Dirah dan sekaligus menjadikan Walu Nata Ing Dirah sebagai I Calonarang. Di saat Lontar Pirgit itu diketahui sebagai Niscaya Lingga dan Nircaya Lingga, Empu Beradah akhirnya memerangi I Calonarang. Sebagai wujud pencampuhan Darma Sadu dengan Darma Weci.
 
Kisah Bhaula Duta mengandung filosofi rwa bineda, ada baik juga buruk, juga sebab akibat termasuk mengulas tantra yang sejatinya juga merupakan jalan menuju tuhan. "Karena pada dasarnya banyak jalan menuju roma. Sekarang tergantung manusianya, karena hidup ini pada hakikatnya adalah memilih," tutur Ida Bagus Sudiksa. (bbn/rls/rob)   

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami