Sejarah Kelam G30S 1965 di Bali (5): Nyoman Gedur Tewas Dibunuh PKI di Mendoyo Dangin Tukad
Jumat, 14 September 2018,
09:12 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pada Maret 1965, seorang pemuda bernama Nyoman Gedur di Mendoyo Dangin Tukad, tewas dibunuh PKI. Peristiwa tragis ini bermula ketika kader dan simpatisan PKI dari dari Desa Tegal Cangkring, mengumpulkan kawan-kawannya dengan kentongan dan beramai-ramai mendatangi Desa Mendoyo Dangin Tukad. Banyak yang membawa klewang dengan diterangi lampu petromaks.
[pilihan-redaksi]
Kader dan simpatisan PKI ini marah karena merasa orang-orang mereka di Mendoyo Dauh Tukad dilempari batu oleh orang-orang dari Dangin Tukad. Ketika massa PKI tiba di Desa Mendoyo Dangin Tukad, mereka berpapasan dengan Pan Riris, tokoh PNI dari Desa Poh Santen. Sehari-hari Pan Riris adalah supir yang berjaga di Balai Pembibitan Kantor Pertanian Jembrana.
Kader dan simpatisan PKI ini marah karena merasa orang-orang mereka di Mendoyo Dauh Tukad dilempari batu oleh orang-orang dari Dangin Tukad. Ketika massa PKI tiba di Desa Mendoyo Dangin Tukad, mereka berpapasan dengan Pan Riris, tokoh PNI dari Desa Poh Santen. Sehari-hari Pan Riris adalah supir yang berjaga di Balai Pembibitan Kantor Pertanian Jembrana.
Melihat orang PNI di depan mereka, salah seorang di kerumunan massa PKI berteriak. Itu Pan Riris! Pasti dia tahu siapa yang melempar batu. Pasti orang PNI!
[pilihan-redaksi2]
Melihat massa siap mengamuk, Pan Riris langsung berjongkok siap-siap lari. Dari belakang, puluhan orang mencoba menggebukinya dengan linggis. Beruntung dia lolos meski terluka. Dia langsung dilarikan keluarganya ke ke rumah sakit.
Melihat massa siap mengamuk, Pan Riris langsung berjongkok siap-siap lari. Dari belakang, puluhan orang mencoba menggebukinya dengan linggis. Beruntung dia lolos meski terluka. Dia langsung dilarikan keluarganya ke ke rumah sakit.
Ketika Pan Riris kabur, massa makin beringas. Ketika itulah seorang pemuda di Mendoyo Dangin Tukad, Nyoman Gedur, datang menyongsong massa dengan marah. Nyoman Gedur sehari-hari adalah pelajar SMA di Denpasar. Dia marah karena massa datang ke desanya malam-malam dan ingin membuat keributan.
Tapi malang tak dapat ditolak. Bukannya mendengarkan Nyoman Gedur, massa yang beringas langsung mengeroyok pemuda itu. Dia langsung tewas di tengah jalan dan mayatnya dibuang. (tim Beritabali.com/Bersambung)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls