search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ritual Pertanian Masyarakat Bali Penuh Makna Simbolik
Senin, 24 September 2018, 06:00 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Berbagai ritual pertanian yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu Bali ternyata penuh makna simbolik. Makna simbul yang  berkaitan  dengan kepercayaan dan falsafah hidup masyarakat Bali.

[pilihan-redaksi]
Demikian terungkap dalam artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali, Volume 07, Nomor 02, tahun 2017

Peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam artikel ilmiahnya menuliskan salah satu makna simbolik dari ritual pertanian tersebut yaitu rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Tuhan  atas  anugrah  panen  yang  baik  dan  melimpah.

Selain itu juga bermakna permohonan izin  kepada  Ibu  Pertiwi  sebagai  manisfestasi Tuhan  penguasa tanah karena para petani akan mengerjakan sawah.

Sartini juga menuliskan bahwa ritual pertanian juga memiliki arti memohon keselamatan kepada Tuhan (Dewi Sri, Dewi Uma) agar pertanian dapat  berhasil  baik.

Makna lainnya yaitu bentuk persembahan  kepada  penguasa  sawah agar  terhindar  dari  segala  macam  hama  yang  merusak  tanaman. Termasuk makna sebagai upaya menjaga keseimbangan lingkungan.

[pilihan-redaksi2]
Sartini dalam kesimpulannya berpendapat bahwa secara filosofi masyarakat Hindu Bali, ritual pertanian merupakan penerapan  konsep Tri Hita Karana. 

Banyaknya ritual yang dilakukan oleh petani di Bali menunjukkan makna simbolik sikap religius sehingga setiap tahapan aktivitas pertanian  selalu  diiringi  dengan  permohona  anugrah  dan memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Setiap tahapan  riatual  memiliki  tujuan  kebaikan  antara  lain  untuk  menciptakan  kedekatan  hubungan  antara  petani,  agama,  dan  tradisi budayanya. 

Seluruh  ritual  tersebut  mengandung  makna  simbolik tertentu, serta kearifan lokal berupa nilai-nilai budaya yang dianut dan dipedomani sebagai penuntun dalam kehidupan bertani. [bbn/Jurnal Kajian Bali/Mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami