search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Konflik Ambon Sebagai Pembelajaran Hidup Patut Disyukuri Bukan Dipertentangkan
Senin, 19 November 2018, 15:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Staf Ahli Gubernur Maluku Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan, Ronny Sam Wolter Tairas bersama Plt. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Maluku, Cor Lonuknah menyampaikan selepas tragedi Ambon tahun 2002, Maluku disebutnya sudah berubah menjadi wajah provinsi yang ramah dan damai di Indonesia. 
 
Hal itu ditandai dengan adanya Gong Perdamaian Dunia yang diletakkan di pusat kota Ambon. Lalu oleh kami sebagai anak negeri ini mengenal peristiwa tersebut merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi masyarakat Maluku. “Bahwa hidup dalam perbedaan merupakan sesuatu hal yang harus disyukuri bukan malah sebaliknya yakni dipertentangkan,” katanya.
 
Hal itu terungkap saat lawatan Ketua Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet yang juga menjabat sebagai Ketua FKUB Provinsi Bali ke Kota Ambon, Provinsi Maluku dari, Sabtu (17/11) sampai Senin (19/11) ini bersama pengurus FKUB Provinsi Bali, Forum Perempuan Lintas Agama (Forpela) Provinsi Bali, Forum Generasi Muda Lintas Agama (Forgimala) Provinsi Bali, dan Sub Bagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama (KUB) Kanwil Kemenag Provinsi Bali, meninggalkan beberapa pesan penting kepada pengurus FKUB Provinsi Maluku.
 
 
“Salam hormat dan salut kepada pengurus FKUB Provinsi Maluku yang sudah gigih mempertahankan kerukunan, untuk itu nilai-nilai kerukunan di Provinsi Maluku ini harus dijaga dengan baik dengan menjujung persaudaraan,” pesan Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet.

Hal itu disampaikannya, mengingat Kota Ambon pernah tercatat dalam konflik kemanusiaan yang berkepanjangan antara saudara salam-sarani atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal dengan “Tragedi Ambon” pada tahun 1999 silam.
 
Di sisi lain, kunjungan Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet ke Kota Ambon juga untuk melihat secara dekat kondisi Kota Ambon Manise, baik itu masyarakatnya yang multikultural hingga melihat kondisi tempat ibadah keumatan antar agama yang berdiri di kepulauan rempah-rempah ini, seperti Gereja Katedral Ambon, Masjid Raya Alfatah, Vihara Swarna Giri Tirta, dan Pura Siwa Stana Giri. 

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami