search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dalam 9 Tahun Distribusi Jalak Bali di Kepulauan Nusa Penida Terdeteksi di 12 Lokasi
Jumat, 5 April 2019, 06:35 WITA Follow
image

beritabali.com/Jurnal Simbiosis

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.

Beritabali.com, Klungkung. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jika dalam 9 tahun distribusi burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di Kepulauan Nusa Penida, Klungkung terdeteksi 12 lokasi. Dimana distribusi Jalak Bali pada tahun 2006 hanya 3 lokasi di Pulau Nusa Penida, pada tahun 2015 telah menjadi 12 lokasi.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Distribusi Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di Kepulaun Nusa Penida” yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Simbiosis, volume  VI nomor 2 tahun 2018. Artikel tersebut ditulis oleh FX. Sudaryanto , Jusup Subagja , Satyawan Pudyatmoko , dan Cut Sugandawaty Djohan.

Sudaryanto menuliskan Pada tahun 2006 Jalak Bali di Kepulauan Nusa Penida jumlahnya 25 ekor dan pada tahun 2016 jumlahnya 66 ekor yang merupakan generasi kedua atau ketiga. Bertambahnya cacah individu Jalak Bali, menyebabkan terjadinya kompetisi dalam suatu kelompok (kompetisi intraspesies).

Kelompok baru Jalak Bali dibentuk 2 sampai 4 ekor burung. Jadi di Kepulauan Nusa Penida Jalak Bali bertambah banyak sehingga lokasi distribusinya bertambah banyak. Keamanan burung terjamin dan vegetasi di Kepulauan Nusa Penida tersedia pakan sepanjang tahun.

Pelepasliaran Jalak Bali di Kepulauan Nusa Penida pertama kali dilakukan pada tanggal 13 Juni 2006 di Kantor Friends of National Park Foundation (FNPF) Banjar Bodong Desa Ped Pulau Nusa Penida sebanyak dua ekor. Sebelum pelepasliaran tersebut, di Kepulauan Nusa Penida tidak ada Jalak Bali.

Sementara dalam sebuah artikel Ilmiah berjudul “Keberadaan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di Taman Nasional Bali Barat” yang ditulis oleh I Putu Gede Ardhana dan Nana Rukmana, serta dipublikasikan dalam Jurnal Simbiosis, Volume V, nomor 1 tahun 2017 disebutkan bahwa potensi populasi Jalak Bali dari tahun ke tahun sangat berfluktuasi terutama disebabkan oleh kondisi iklim dan ketersediaan pakan pada saat musim kemarau, kerusakan habitat serta adanya perburuan liar. Dimana populasi Jalak Bali terakhir pada tahun 2016 di Taman Nasional Bali Barat tercatat 82 individu.

Sejak tahun 1966 IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) telah menetapkan Jalak Bali ke dalam daftar merah dalam sebuah buku yaitu buku yang memuat jenis flora dan fauna yang terancam punah sementara CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Jalak Bali terdaftar dalam appendik I yaitu kelompok yang terancam kepunahan dan dilarang untuk diperdagangkan.

Jalak Bali merupakan jenis burung yang suka terbang berombongan yang berlangsung antara bulan Nopember sampai dengan bulan April untuk kawin dan mencari makan. Musim kawin berlangsung antara bulan September sampai dengan Maret. Jalak Bali betina dewasa dapat bertelur maksimum 3 butir.[bbn/ Simbiosis/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami