search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Koster Sebut Isu Reklamasi Tidak Relevan, Ini Bantahan "Gendovara"
Kamis, 13 Juni 2019, 12:12 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Terkait foto yang viral di medsos saat acara silaturahmi di rumah Megawati, dimana Gubernur Bali Wayan Koster tertangkap kamera bersama pengusaha di balik reklamasi Teluk Benoa,Tomy Winata, Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI) melalui Koordinator Umum Wayan 'Gendo' Suardana menyatakan sikapnya.
 
[pilihan-redaksi]
Disebutkan dalam klarifikasi Gubernur Koster, menyebut reklamasi sudah tidak ada lagi. Hal tersebut pun dibantah oleh Gendo.
 
“Pernyataan Pak Koster itu prematur, cenderung ngawur, bisa memanipulasi kesadaran publik, tidak mendidik dan tidak tepat,” tegas Gendo belum lama ini.
 
Fakta hukumnya sampai saat ini perizinan reklamasi dan proses dari komisi penilaian Amdal dari pusat masih berjalan.
 
“Artinya proses untuk mendapatkan izin lingkungan masih berjalan. Jadi dimana logikanya Pak Gubernur bilang reklamasi tidak relevan lagi dibicarakan karena sudah selesai,” ujarnya.
 
Pada tingkat hukum yang lebih tinggi dalam konteks tata ruangnya, Perpres 51 tahun 2014 yang menjadi dasar reklamasi Teluk Benoa juga masih berlaku dan belum dicabut oleh Presiden.
 
Terkait dengan foto, Gendo melihat memang ada upaya dari Koster untuk menjaga jarak. Terlihat Koster tidak mau bergabung dalam foto tersebut.
 
“Yang saya lihat, yang punya interest ke foto tersebut adalah Bupati Buleleng karena melihat kamera dan bahkan diupload di instagramnya,” tandas pemilik akun "Gendovara" di instagram ini.
 
[pilihan-redaksi2]
Justru yang tidak menjaga jarak, kata dia, adalah Bupati Buleleng. Dalam konteks berempati dengan gerakan rakyat, Bupati Buleleng secara sadar berfoto dengan investor yang sedang dilawan rakyat Bali. 
 
“Memang halal bihalal, siapa saja tidak bisa menghindarkan untuk bertemu dengan siapa saja. Tapi setidaknya sebagai pejabat publik di Bali, harusnya ada hal-hal yang perlu dijaga. Agar psikologis masyarakat Bali tidak terlukai yang selama ini berjuang, termasuk rakyat Buleleng,” ujarnya.
 
Gendo menilai gubernur masih punya etika dalam konteks foto karena tidak ada dalam framing foto. Begitu juga dalam gestur tubuhnya pun terlihat tidak suka.
 
Namun sayangnya, Koster terlambat melakukan klarifikasi. Gendo justru mempertanyakan hal ini, sebab biasanya Koster cepat melakukan klarifikasi. (bbn/rls/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami