search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dinas Pertanian Kesulitan Jika Pasang Pompa di Subak Desa Kaba-Kaba
Jumat, 2 Agustus 2019, 23:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan kesulitan jika memasang pompa air di Subak Tangkub II, Tempek Segeh dan Tempek Lantang di Desa Kaba-Kaba, Kecamatan Kediri yang mengalami kekeringan.
 
[pilihan-redaksi]
Setelah dilakukan pengecekan, jarak Sungai Yeh Panet ke Subak Tangkub II sekitar 700 meter dalamnya sekitar 400 meter. Kondisi ini pun masih dipikirkan oleh Dinas Pertanian Tabanan. 
 
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan Gusti Putu Wiadnyana mengatakan, pemasangan pompa air seperti permintaan petani dirasa tidak memungkinan, karena tidak memiliki pompa dengan panjang yang cukup. 
 
"Sudah kami cek dengan pekaseh, agak sulit,” ujarnya, Jumat (2/8). 
 
Hanya saja pihaknya pun kembali akan memastikan mengecek kedua kalinya terkait jarak untuk menaikkan air dari Sungai Panet Desa Kaba-Kaba.
 
"Tetapi kami akan kembali dulu, tapi rasanya tidak memungkinkan panjang sekali jaraknya," kata Wiadnyana. 
 
Subak Tangkub II ini memang tidak mempunyai saluran air. Subak Tangkub II adalah subak tadah hujan. Kalau Subak Tangkub I dan Subak Mumbu airnya bagus yang berada paling atas, maka Subak Tangkub II dapat aliran air. 
 
[pilihan-redaksi2]
Mengingat sekarang ini musim kemarau maka aliran air irigasi ke Subak Tangkub II tidak bagus. "Dari luasnya sekitar 170 hektar ada beberapa kondisi padinya masih bagus, memang ada juga yang kekeringan," ujar Wiadnyana. 
 
Oleh karena itu selama musim kemarau yang diperkirakan sampai dengan September, petani di Subak Tangkub II diharapkan jangan memaksa menanam padi. Beralih ke palawija. 
 
Seperti berita sebelumnya petani di Tempek Segeh dan Tempek Lantang rugi. Sebab padi yang baru ditanam sepekan sudah layu akibat kekeringan. Alhasil ongkos traktor dan biaya tanam mubazir. (bbn/tab/rob)

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami