search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AJI Mataram dan Pewarta Foto Indonesia Sambangi Korban Gempa
Sabtu, 10 Agustus 2019, 06:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Lombok. Peduli dengan para korban gempa di Lombok yang terjadi tahun 2018 lalu, Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) dan Pewarta Foto Indonesia (PFI), dengan menggandeng Asosiasi Jurnalis Indonesia (AJI) Mataram dan Forum Wartawan Pariwisata NTB, memberi bantuan kemanusiaan. 
 
[pilihan-redaksi]
Bantuan merupakan hasil pengumpulan dana dari proyek buku dan pameran foto 'Lombok Palu Donggala Rev!val'. Ada tiga daerah di Lombok yang menjadi sasaran pemberian bantuan. Yakni Kabupaten Lombok Utara, Lombok barat, dan Lombok timur senilai total Rp 50 juta.
 
"Untuk Lombok Utara, kita memberikan bantuan kepada warga Dusun Luk Timur, Desa Sambik Bongkol, Kecamatan Gangga," kata Koordinator lapangan, Ahmad Subaidi, Jumat (9/8). 
 
Bantuan yang diberikan lanjut pewarta foto LKBN Antara Biro NTB ini, yaitu buku dan alat tulis, tas sekolah, tandon air, sembako, dan uang tunai untuk renovasi tempat ibadah. 
 
"Nilainya memang kecil dan tidak seberapa. Namun kami berharap semoga bisa bermanfaat," jelas Ahmad Subaidi, berharap kegiatan kemanusiaan ini bisa diikuti instansi lain atau lembaga lain untuk membantu korban gempa
 
Hadir di acara penyerahan bantuan ini Ketua AJI Mataram, Sirtupillaili, dan Ketua Forum Wartawan Pariwisata NTB, Sigit Setyo Lelono. Sementara Saprudin Ketua RT mewakili Kepala Dusun Luk Timur, mengucapkan terimakasih atas bantuan para wartawan.
 
"Jujur kami akui banyak warga kami yang masih trauma. Bahkan sampai sekarang ada warga yang masih tinggal di pengungsian, atau di rumah keluarganya," ujar Saprudin. 
 
[pilihan-redaksi2]
Dengan adanya bantuan dari para wartawan, paling tidak bisa membantu memulihkan mental warga terdampak bencana."Saat ini tahap pembangunan rumah kami belum optimal bisa dilakukan, masih 60 persen. Itu karena terkendala bahan bangunan yang minim di lapangan," ungkapnya lagi Kalaupun ada harganya tinggi. 
 
Sementara bantuan dari pemerintah juga terbatas. Persoalan lainnya karena hampir semua warga Lombok menjadi korban gempa, dan banyak yang rumah juga dibangun. Maka tukang bangunan ataupun tukang kayu menjadi langka. Sehingga hampir setahun gempa terjadi, bangunan rumah warga baru berupa pondasi, tiang, dan atap saja. 
 
Di Dusun Luk Timur, desa Sambik Bongkol, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, dari sekitar 600 kepala keluarga (KK) atau sekitar 1.500 jiwa, belum semua warganya kembali pulang. Selain karena pembangunan rumahnya belum tuntas, juga rasa takut alias trauma masih menghinggapi. Sehingga banyak warga Dusun Luk Timur masih di pengungsian. (bbn/lom/rob)

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami