search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Lawan Corona, DTW Tanah Lot Geber Festival Tampilkan Okokan Massal
Minggu, 8 Maret 2020, 22:30 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Melemahnya kunjungan wisatawan ke Bali akibat mewabahnya Corona Virus (Covid-19), manajemen Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot gelar festival ke - 3 selama tiga hari mulai tanggal 13-15 Maret 2020. 

[pilihan-redaksi]
Menariknya dalam festival yang mengambil tema 'Tirta Kamandalu' itu disuguhkan pagelaran Okokan massal dengan melibatkan 950 seniman dari 7 banjar di Desa Pakraman Kediri.

Okokan massal itu akan dipersembahkan saat pembukaan atau pada Jumat (13/3) tepatnya pukul 18.30 WITA ketika ada sunset. Okokan massal ini mengambil tema 'Nangkluk Merana' dengan harapan Dunia segera mampu melepaskan diri dari wabah Corona Virus. Langkah ini pun difungsikan Tanah Lot dan Pemerintah Kabupaten Tabanan sebagai moment recovery dari efek Corona Virus. 

Selain okokan massal yang menjadi andalan festival, Tanah Lot juga akan memanjakan pengunjung dengan menghadirkan 'Klinik Kopi dan Kuliner'. Disini wisatawan dan pengunjung akan mengenal kuliner legenda Tabanan yang telah mulai ditinggalkan. Seperti pepesan telengis, jukut roroban, jaje leburan dan klepon dengan tema 'Boga Bali Lawas'. 
 
Bahkan di Klinik Kopi dan Kuliner itu Tanah Lot tak lupa mengangkat Kopi Robusta Pupuan yang akan ditunjukkan cara pengolahannya dari biji kopi mentah sampai terhidang menjadi kopi yang nikmat. 
 
 Sekda Tabanan I Gede Susila menjelaskan festival ke-3 memang sudah disiapkan dari jauh hari. Termasuk dengan tema ‘Tirta Kamandalu’ dan digelarkan Okokan Masal dengan mengangkat tema ‘Nangkluk Merana sudah disiapkan sejak awal. “Jadi bukan baru ada Virus Corona kita ambil tema Nangkluk Merana, melainkan sudah sejak awal kita persiapkan,” jelasnya Minggu (7/3) saat mewakili Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam converensi pers bersama dengan rekan media di Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan.
 
Lagi pula kata Sekda Susila Okokan tersebut merupakan tradisi sakral di Tabanan khususnya di Desa Kediri. Fungsinya memang untuk mengusir bala, atau wabah seperti penyakit, hama, bencana dan sejenisnya. 

“Nah sekarang dengan adanya wabah Corona ini kebetulan sekali. Muda-mudahan kita segera bebas dari Covid 19,” harap Sekda Susila.
 
Mantan Kadis Pendidikan ini juga mengaku festival digelar sebagai moment recovery dampak dari Corona Virus. Bisa dilihat akibat wabah itu kunjungan wisatawan ke Bali maupun ke Tanah Lot memang menurun. Hal ini sesuai dengan intruksi Bupati Tabanan dan Gubernur Bali bahwa tidak berhenti beraktifitas.
 
“Nantinya kita tidak bisa menarget berapa kunjungan yang masuk selama festival, kita harapkan ya sebanyak-banyaknya,” katanya.
 
Manajer DTW Tanah Lot Tabanan I Ketut Toya Adnyana mengatakan secara umum anggaran festival ke -3 dianggarkan sekitar Rp 1,6 miliar. 

“Dengan anggaran tersebut mudah-mudahan nanti kembali dengan digelarnya festival ini,” harapnya.
 
Dia juga mengakui dampak dari Corona Virus tersebut kunjungan ke Tanah Lot memang menyusut. Per hari saat ini hanya diangka 5.000 yang biasanya mencapai 7.000. 

“Beda dengan Bom Bali yang masih bisa, sekarang karena benar-benar akses penerbangan ditutup sangat berdampak,” terangnya sembari menyebutkan target kunjungan kemungkinan akan direvisi.

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami