search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Keluar Masuk Desa Adat Kerobokan Wajib Pakai Masker, Jika Tidak Ini Akibatnya
Minggu, 19 April 2020, 11:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Setelah melakukan upaya pencegahan dalam penyebaran Covid-19 di tempat keramaian seperti di sejumlah pasar, Tim Satgas Gotong Royong (GR) Desa Adat Kerobokan melaksanakan sidak masker di 7 titik strategis seperti di pertigaan dan perempatan di wilayah Kerobokan pada Sabtu (18/4/2020).

[pilihan-redaksi]
Tujuan kegiatan ini untuk menggugah kesadaran krama adat dan warga sekitar serta masyarakat yang keluar masuk wilayah Kerobokan untuk mewajibkan menggunakan masker. Karena, selain melindungi diri sendiri, penggunaan masker juga untuk mencegah penularan ke orang lain. 

Bendesa Desa Adat Kerobokan Agung Putu Sutarja menjelaskan awalnya kegiatan ini merupakan inisiatif Desa Adat Kerobokan dan pihaknya selaku Ketua Majelis Kecamatan Kuta Utara untuk mengimbau 8 Desa Adat di wilayah Kuta Utara untuk serentak melakukan sidak masker. 

BACA JUGA : Satgas Covid-19 Desa Adat Kerobokan Bikin Heboh, Ini Penyebabnya!

Tujuannya, untuk memberikan arahan bagi krama untuk mengikuti arahan pemerintah karena disamping untuk keselamatan diri, juga untuk orang lain. Untuk upaya selanjutnya, Ia tetap mengusulkan tim Satgas untuk tetap mengimbau dan memberi edukasi masyarakat agar setiap keluar rumah memakai masker. 

"Kita rencanakan kegiatan sidak masker rutin setiap minggu dengan hasil evaluasi tiap kegiatan sebagai tolak ukur tindakan selanjutnya," tegasnya saat ditemui usai kegiatan.

Seperti pada kegiatan Sabtu (18/4) ini banyak ditemukan di wilayah Kerobokan Kelod dimana banyak wisatawan dan warga lokal sendiri yang tidak pakai masker. Ia memberi 3 tahapan dalam penerapan sidak tersebut, diantaranya tahap pertama dan kedua mash memberikan masker gratis. Sedangkan tahap ketiga, sudah pada wajib membeli masker minimal untuk anggota keluarga jika kedapatan tidak pakai masker di wilayah Kerobokan.

Untuk kegiatan ini pihaknya membagikan sedikitnya 500 masker di sejumlah titik. Dari amatan di lokasi memang terdapat beberapa warga yang ditemukan tidak menggunakan masker, bahkan didominasi mereka kalangan wisatawan. Meski demikian kegiatan ini mendapat respon positif dari masyarakat karena sudah berinisiatif cepat dalam menerapkan pencegahan penyebaran Covid-19.

Sementara, AA Bagus Bayu Joni Saputra, Ketua Satgas Gotong Royong (GR) Covid-19 Desa Adat Kerobokan mengatakan kegiatan Satgas kali ini adalah pemasangan baliho dan spanduk yang isinya Desa Adat Kerobokan mewajibkan warga di sekitar serta masyarakat yang keluar masuk wilayah Kerobokan untuk wajib mengenakan masker saat berpergian keluar rumah. 

Selain Tim Satgas, kegiatan ini sekaligus dibantu oleh Kepolisian dan Kelurahan, Kecamatan hingga Pecalang banjar dan Desa, serta prajuru banjar. Intinya kegiatan ini menyosialisasikan penggunaan masker karena "Maskermu Melindungku dan Maskerku Melindungimu".

"Apabila ditemukan ada masyarakat warga yang tidak mengenakan masker, kami beri peringatan dan beri masker gratis dengan harapan masyarakat teredukasi wajib menggunakan masker," ungkapnya. 

Tujuan dari upaya ini, menurutnya agar masyarakat memiliki kesadaran dan rasa malu sehingga seluruh masyarakat bisa saling melindungi, saling bahu membahu dan menjaga satu sama lain. Sedikitnya ada 7 titik pertigaan perempatan di wilayah Kerobokan yang menjadi sasaran kegiatan ini.

"Harapan kita juga masing banjar menjaga wilayahnya dan melindungi warganya masing-masing serta memotivasi masyarakat ikut aktif sebagaimana motto Satgas adalah kebersamaan," pungkasnya.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami