search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jembrana Waspadai Ancaman DBD dan Rabies Selain Covid-19
Sabtu, 27 Juni 2020, 10:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Selain menghadapi pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Jembrana saat ini juga tengah berjuang keras untuk mencegah penularan penyakit menular di tengah masyarakat. 

 

[pilihan-redaksi]
Penyakit menular itu diantaranya yang jadi fokus penanganan Pemkab Jembrana diantaranya adalah rabies dan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diakibatkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti. Guna memotivasi penanganan  DBD di Jembrana, Jumat (26/6/2020) pagi, Bupati Jembrana I Putu Artha melakukan pemantauan penyemprotan pestisida (fogging), bertempat di depan Taman Makam Pahlawan Kesatria Kusuma Mandala Kelurahan Pendem Jembrana.


Usai melakukan pemantauan, Bupati I Putu Artha mengatakan, saat ini semua warga masyarakat masih fokus terhadap virus corona saja dan mengabaikan dampak dari wabah penyakit menular lainya.

 

”Saat ini semua masyarakat lagi booming dengan Virus Corona padahal penyakit lainnya seperti Rabies dan Demam Berdarah Dengue(DBD) harus diwaspadai lantaran wabah–wabah penyakit ini sangat membahayakan bahkan telah banyak memakan korban jiwa,” ujarnya.
 

Untuk mengantisipasi wabah-wabah penyakit menular ini, Bupati Artha menegaskan, Dinas terkait agar dalam penanganannya dilaksanakan secara seimbang.


”Dinas terkait harus sigap dan tanggap dalam melakukan penangan kasus-kasus ini. Ketiga jenis wabah ini memiliki tingkat keganasan yang sama(mematikan). Covid-19 sampai saat ini belum ditemukan obatnya, sementara untuk DBD dan Rabies obatnya sudah ada. Untuk itu saya instruksikan kepada dinas terkait agar melakukan langkah-langkah penanganan yang cepat sehingga warga masyarakat tidak tertular oleh penyakit-penyakit yang bisa mematikan itu,” tegas Bupati Artha.

 

Selain itu , Artha juga mengimbau warga untuk mengintensifkan pencegahan DBD. Diantaranya dengan mengintensifkan gerakan 3 M plus dilingkungan masing-masing. 


"Ini cara sederhana dalam mencegah DBD, namun efektif dan bisa dilakukan secara bersama. Dengan menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan barang-barang bekas yang tak terpakai agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk," papar Artha.


Sementara Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jembrana dr. I Gusti Agung Putu Arishanta mengatakan, kegiatan fogging dimaksudkan untuk meminimalisir persebaran Nyamuk Aedes Aegypti di tengah-tengah masyarakat.


”Ini kita lakukan secara rutin di daerah-daerah yang disinyalir rawan dari wabah nyamuk itu. Khusus hari ini, di Kelurahan Pendem ada salah satu keluarga yang teridentifikasi DBD dengan radius 200 meter persegi di keluarga bersangkutan,” ujarnya.
 

Terkait data kasus per- kasus DBD tahun 2020, kata Arisanta setiap kecamatan kasusnya bervariasi yakni, kecamatan Negara sebanyak 81 kasus, Pekutatan 27, Mendoyo 21, Jembrana 18 dan kecamatan Melaya sebanyak 16 kasus. 

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami