Revitalisasi Posyandu Solusi Turunkan Angka "Stunting" di NTB
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Angka stunting atau gagal pertumbuhan pada anak karena kekurangan gizi, masih tergolong tinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Salah satu solusi menurunkan angka stunting tersebut adalah melalui program Revitalisasi Posyandu.
Demikian dikatakan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr Hajah Sitti Rohmi Djalillah, pada kegiatan Webinar Nasional sekaligus Musda Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi) NTB tahun 2020, Di Pendopo Wagub, Kamis (23/7).
Pada Webinar yang mengusung tema 'Menakar Kondisi Ketahanan Pangan di NTB,' Wagub Ummi Rohmi menyinggung masalah stunting di NTB. Edukasi harus digencarkan oleh pihak-pihak terkait. Khususnya kepada ibu-ibu hamil yang diwajibkan untuk menjaga kesehatan. Agar anak-anak yang dilahirkan kelak tidak menderita stunting.
"Revitalisasi posyandu ini terdengar sederhana, tapi akan memberikan pengaruh besar pada pola hidup masyarakat, karena sifatnya sistematis," jelas Ummi Rohmi, yang berharap ke depannya seluruh posyandu dapat menyusur aspek kesehatan lainnya.
Tidak hanya melayani bayi dan ibu hamil saja. Sehingga seluruh masyarakat baik dari bayi hingga lansia dapat dilayani oleh posyandu.
"Sampai saat ini, sudah hampir 1.600 posyandu keluarga yang terbentuk. Dari 7.000 lebih posyandu. Targetnya di 2023 semua posyandu menjadi posyandu keluarga," tegas Wagub Rohmi.
Sebelumnya, Ketua DPD Pergizi Pangan NTB, Ir H Rosiyadi H Sayuti PhD menyebutkan kasus stunting sangat berkaitan erat dengan tugas dan fungsi Pergizi Pangan. Oleh sebab itu Pergizi Pangan NTB harus mampu memberikan cara pandang baru dalam menurunkan angka stunting tersebut.
Reporter: Humas NTB