Beredar Video Aliansi Dokter Dunia, Ini Kata Ketua Satgas Covid
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Video yang beredar mengenai deklarasi Aliansi Dokter Dunia menyatakan bahwa pandemi Covid-19 hanya buatan dan tidak benar-benar ada.
Video berdurasi sembilan menit itu berisi pernyataan sekumpulan orang yang mengaku sebagai dokter dari berbagai rumah sakit di dunia, dan juga para akademisi.
Beredarnya video yang telah beredar di masyarakat Indonesia sejak beberapa hari lalu itu mendapat tanggapan dari Ketua Satgas penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito. Ia menegaskan bahwa pernyataan pada video itu mengandung misinformasi.
"Penting diketahui masyarakat bahwa konten yang disebarkan oleh Aliansi Dokter Dunia masuk dalam kategori misinformasi. Terdapat tiga bentuk misinformasi terkait Covid-19 (dalam video tersebut)," kata Wiku dalam webinar BNPB, Selasa (27/10/2020) dikutip dari Suara.com.
Ia memaparkan, misinformasi pertama terkait dengan keyakinan bersifat umum. Kedua, keyakinan terhadap teori konspirasi. Kemudian ketiga, keyakinan dari agama. Menurut Wiku, missinformasi bisa teridentifikasi dari pernyataan para ahli yang menyamakan Covid-19 dengan influenza.
"Penting diketahui penyebab dinamika transmisi dan akibat kedua penyakit tersebut sangat berbeda," tambahnya.
Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat bahwa misinformasi dapat memengaruhi seseorang terhadap suatu informasi. Oleh karena itu, masyarakat harus evaluasi kredibilitas informasi yang diterima dan merujuk informasi tentang Covid-19 pada lembaga yang bisa dipercaya.
Wiku menyarankan agar masyarakat merujuk informasi terkait virus corona pada situs resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Inggris atau CDC.
Sedangkan khusus di Indonesia, sumber terpercaya bisa didapatkan dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19.
"Saat ini upaya penanganan Covid mengalami kemajuan yang baik. Namun protokol kesehatan harus tetap dilakukan dengan disiplin dan kolektif," ujarnya.
Reporter: bbn/net