search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
6 Anak Muda Bali Mengemban Misi Berdampak Sosial
Kamis, 19 November 2020, 22:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

"Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Begitu petikan Soekarno Presiden pertama RI saat menggugah semangat pemuda untuk demi perjuangan bangsa dan negara.

Hal tersebut nampaknya hal tersebut terlihat nyata begitu melihat 6 anak muda di Bali ini yang tergugah untuk berinovasi agar mempunyai dampak sosial bagi lingkungannya. Mereka yang terpilih meraih penghargaan apresiasi Satu Indonesia Award (SIA) tahun 2020 ini diantaranya; I Gede Merta Yoga Pratama selaku founder aplikasi Fishgo yakni pelacak ikan berbasis navigasi yang meraih apresiasi bidang teknologi dan finalis favorit.

Berikutnya mereka yang penerima apresiasi SIA 2020 tingkat provinsi untuk kategori kelompok diantaranya; I Gede Gian Saputra dengan proyek pendamping pemasaran desa berbasis digital (Godevi), Komang Sri Ayu Sri Widysanthi melalui Gerakan Gigi Bali Sehat untuk kategori kesehatan, Benny Santoso dengan Diplomasi Budaya melalui tempe untuk kategori kewirausahaan, I Nengah Agus Tripayana dengan pendidikan untuk semua dari kategori pendidikan, dan Taufiqur Rahman yang mengolah sampah menjadi rupiah untuk kategori lingkungan.

Awalnya memang mereka tidak menyangka bakal meraih penghargaan tersebut. Namun tentunya yang menjadi motivasi awalnya adalah niat untuk merubah kondisi yang lebih baik bagi lingkungan di sekitar. Seperti Yoga Pratama yang melihat jurang yang terpisah lebar antara potensi laut indonesia yang menyimpan berlimpah jenis komoditas ikan, berbanding terbalik dengan kesejahteraan nelayan.

Sedangkan bagi Gian Saputra ingin membangkitkan sumber daya lokal warga desa dengan segala sumber potensi yang dimiliki desa dengan sentuhan teknologi pemasaran. Berbeda dengan Komang Sri Ayu yang sangat tersentuh ketika melihat realita penduduk di pelosok Kintamani, Bangli dimana anak-anak tidak terjaga kondisi kesehatan giginya. 

Jika Benny dengan diplomasi tempenya ingin membawa tempe mendunia dengan berbagai inovasi olahannya, Agus Tripayana tergerak untuk merubah wilayah Desa Seraya untuk meningkatkan taraf pendidikan melalui program donasi. Sedangkan Taufiqur Rahman hanya ingin mendayagunakan apa yang sudah tidak terpakai di pesisir pantai di Buleleng agar memiliki nilai lebih.

Siapa sangka, darah muda mampu merubah dunia. Terlepas mereka dengan aktivitas seperti anak muda lainnya, satu yang terbersit adalah niatan untuk merubah realita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan, hal itu tidak sekadar diperjuangkan lewat kata, tetapi juga lewat gerak nyata dan dampaknya terasa.

Riza Deliansyah, selaku salah satu juri SIA dalam Astra Talks secara virtual, Jumat (13/11/2020) mengatakan tahun demi tahun ada perkembangan peserta yang begitu signifikan. Ini menandakan bahwa banyak para pemuda lain di pelosok Indonesia yang juga dengan semangat yang sama untuk mengubah kondisi sosialnya. 

Ia berharap semangat para pemuda ini bisa diketuktularkan pada pemuda lainnya, terutama dalam momentum di hari pahlawan pada bulan November, setidaknya mereka bisa menjadi pahlawan bagi keluarga atau lingkungan masyarakatnya.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami