22 Desa Adat di Badung Telah Buat Perarem Anti Narkoba
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Menjelang pergantian tahun 2021, peredaran narkoba di wilayah Badung diprediksi menurun, tidak seperti tahun sebelumnya.
Hal ini didukung sepinya kunjungan wisatawan domestik dan pembentukan Pararem oleh 22 Desa Adat yang ada di wilayah Badung.
Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Badung Nyoman Sebudi, wilayah Badung memiliki 62 Desa Adat. Namun saat ini baru 22 Desa Adat yang membuat pararem anti narkoba.
"Jadi untuk di Badung, Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan serta Abiansemal saat ini bertatus lampu kuning peredaran narkoba," ujarnya, Jumat (18/12/2020).
Perwira yang pernah menjabat Kabid Berantas BNNP Bali ini menerangkan, pembentukan pararem anti narkoba itu sangat membantu petugas BNNK dalam memberantas peredaran narkoba yang saat ini sudah masuk ke desa adat.
Sedianya, jika pihak Desa Adat mengetahui ada peredaran narkoba di wilayahnya, masyarakat bisa menginformasikan ke tokoh desanya.
"Atau bisa langsung melapor ke BNNK Badung melalui Scan QR Code yang telah kami sebar di masing-masing banjar," ujarnya.
Mantan Kapolsek Kuta menegaskan dengan adanya program kedekatan ke masyarakat inilah pihaknya berhasil mengungkap kasus peredaran 6 kilogram ganja kering di wilayah Kuta Utara.
AKBP Sebudi kembali menerangkan, sampai saat ini masyarakat Badung telah berani menyatakan dirinya sebagai pecandu narkoba, pascapembuatan Pararem di Desa Adat. Dengan informasi tersebut, BNNK Badung mengambil tindakan cepat untuk memutus matai peredaran narkoba dan melakukan rehabilitasi bagi pecandu.
Peredaran Narkoba Saat Pergantian Tahun
Selain itu, menjelang Nataru 2021 pihaknya akan mengerahkan pengawasan ke sejumlah tempat hiburan di wilayah Badung. Bahkan pihaknya telah mengumpulkan para pemilik tempat hiburan malam dan diberikan arahan tentang strategi pencegahan narkoba agar tidak masuk ke dalam lingkungan usahanya.
"Jadi pada intinya malam pergantian tahun, kami akan menyebarkan personel termasuk menggandeng masyarakat," tegasnya.
Ia pun memprediksi peredaran dan pesta narkoba akan meningkat saat pergantian tahun, walau wisatawan sepi.
"Kami perkirakan penggunanya warga lokal. Mereka ingin bersenang-senang karena jenuh dan lelah menghadapi situasi wabah pandemi. Mereka kemudian melampiaskan kekesalannya dengan konsumsi narkoba," ungkapnya.
Reporter: bbn/bgl