search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Waspada, Gaya Hidup Sebelum Kehamilan Bisa Berisiko Pada Janin
Sabtu, 20 Maret 2021, 12:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Waspada, Gaya Hidup Sebelum Kehamilan Bisa Berisiko Pada Janin

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Bukan hanya saat hamil, pola makan dan gaya hidup anda sebelum kehamilan juga berpengaruh pada janin. Hal ini dinyatakan dalam penelitian dari Proceedings of the National Academy of Sciences.

Melansir dari Healthshots, penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan usia yang lebih tua dan konsumsi alkohol di tahun-tahun menjelang kehamilan bisa berdampak buruk pada janin mereka. Gaya hidup ini bisa mengubah gen spesifik secara epigenetik selama perkembangan telur atau oosit manusia.

Meskipun studi tersebut tidak menentukan efek fisik akhir dari perubahan ini, namun studi ini memberikan wawasan penting tentang hubungan rumit antara paparan lingkungan, regulasi genetik, dan perkembangan manusia.

Gaya hidup dan lingkungan perempuan dapat berpengaruh lama pada kesehatan reproduksinya.

"Meskipun hasil dari perubahan tidak jelas, temuan kami memberi kami pandangan berharga tentang bagaimana faktor lingkungan memengaruhi regulasi gen melalui epigenetik dan pencetakan," kata Peter A. Jones, PhD, D.Sc. (hon), kepala petugas ilmiah Van Andel Institute dan penulis senior studi tersebut.

“Pemahaman yang lebih baik tentang proses kompleks ini semakin meningkatkan pemahaman kita tentang kesehatan dan penyakit di masa mendatangm” imbuhnya.

Studi ini berpusat pada gen yang disebut nc886 yang merupakan salah satu dari sekitar 100 gen yang tercetak yang diturunkan dari ibu ke janin. Gen yang tercetak mempertahankan label kimia penting yang diterapkan oleh ibu atau ayah sebelum pembuahan.

Sampai saat ini, nc886 adalah satu-satunya gen tercetak yang diketahui menunjukkan variasi dalam kemungkinan tercetak berdasarkan faktor maternal.

Menggunakan data dari 1.100 pasangan ibu-anak dari Afrika Selatan, Jones dan rekannya menemukan pencetakan nc886 meningkat pada ibu yang lebih tua tetapi menurun pada ibu yang minum alkohol setahun sebelum pembuahan. Tim juga menyelidiki merokok tetapi tidak berdampak pada pencetakan nc886.

Sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan oleh Jones dan kolaboratornya menunjukkan bahwa kegagalan untuk mencetak nc886  secara optimal dikaitkan dengan massa tubuh yang lebih tinggi (obesitas) pada anak-anak di usia lima tahun.

Penelitian oleh kelompok lain juga telah mengaitkan kegagalan untuk mencetak nc886 dengan peningkatan risiko leukemia myeloid akut, jenis kanker darah yang agresif.  Sementara sebuah kelompok di Taiwan menemukan bahwa kurangnya pencetakan pada nc886 dapat mengurangi respon tubuh janin terhadap obat anti-diabetes.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami