Antisipasi Varian Delta, Israel Kembali Wajibkan Pakai Masker
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Israel akan memperkenalkan kembali kewajiban menggunakan masker dalam ruangan mulai Minggu. Itu terjadi karena peningkatan jumlah kasus Covid-19 di negara itu, kata seorang pejabat kesehatan senior.
Kewajiban itu awalnya dicabut 15 Juni lalu. Tetapi akan diperkenalkan kembali karena peningkatan pesat dalam jumlah kasus Covid, yang diduga karena penyebaran varian Delta.
Kementerian Kesehatan Israel mengungkapkan pada hari Kamis bahwa jumlah harian kasus baru Covid-19 telah melampaui 100 untuk hari ketiga berturut-turut, dengan 169 orang dinyatakan positif virus corona pada hari Kamis saja.
Ini menandai penghitungan harian tertinggi dalam beberapa bulan. Demikian seperti dilansir dari The Independent.
Profesor Nachman Ash menjelaskan bahwa kewajiban menggunakan negara akan diperkenalkan kembali mulai Minggu.
Ada peningkatan pesat dalam kasus di Kfar Saba, Ramla, Herzliya serta wabah massal di dua sekolah di Binyamina dan Modi'in minggu lalu.
Selain memperkenalkan kembali mandat masker, Prof Ash kemudian menyarankan orang-orang agar tidak bepergian ke luar negeri.
“Saya meminta masyarakat untuk mempertimbangkan apakah bepergian ke luar negeri itu penting. Sangat disarankan untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke luar negeri," kata dia.
“Ini bukan waktu yang tepat untuk terbang dengan anak-anak yang tidak divaksinasi.”
Dia kemudian mendesak mereka yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang kemudian dites positif terkena virus corona, untuk dites, menambahkan bahwa bahkan mereka yang divaksinasi lengkap harus menjalani tes.
Meski mayoritas orang dewasa di Israel telah divaksinasi, menurut Prof Ash jumlahnya masih jauh dari angka 80 persen yang dibutuhkan untuk herd immunity.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Israel Dr Sharon Alroy-Preis, mengatakan bahwa selalu ada rencana untuk memperkenalkan kembali masker di ruang terbatas, jika negara itu melaporkan rata-rata 100 kasus harian selama satu minggu, lapor Ynet News.
“Kami selalu siap untuk itu, kami terus mengatakan 'pandemi tidak ada di belakang kami'. Kami terus memantau, memeriksa, menutup perbatasan dan melakukan segalanya karena hal ini dapat kembali.”
Pada hari Senin, Kementerian Kesehatan mengatakan akan memulai dorongan yang lebih besar untuk memvaksinasi remaja, terutama mereka yang berusia 12 hingga 15 tahun.
Saat ini, penggunaan vaksin Covid di kalangan remaja tetap rendah, dengan Perdana Menteri Naftali Bennett mendorong remaja Israel untuk membuat janji dengan mereka.(sumber: suara.com)
Reporter: bbn/net