search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Istri Sulit Terangsang dan Tidak Bisa "Basah"
Minggu, 8 Agustus 2021, 11:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/foto: sehatq.com /Istri Sulit Terangsang dan Tidak Bisa

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tanya: “Dok, aku kok miris ya, di saat banyak yang berharap dapat momongan, kok sekarang banyak berita tentang pembuangan bayi yang baru lahir. Tahu nggak dok, jadinya aku kepikiran terus, dan kalau diajak berhubungan seksual sama suami, belakangan ini aku seperti sulit terangsang dan akhirnya tidak bisa basah seperti biasanya. Biasanya setiap kali aku berhubungan seksual selalu basah dan banyak. Setahu aku kalau perempuan stres bisa mengakibatkan rangsangan seksual kurang dan tidak terjadi perlendiran, benar kan dok? Tetapi temanku bilang yang baik itu yang kering dan kesat, sampai dia beli alat yang dimasukkan ke kelamin untuk bikin jadi kesat. Padahal ada teman aku yang lain malah bilang kalau dirinya seringkali tidak bisa basah saat berhubungan seksual dan terasa nyeri jika dipaksakan. Sebenarnya bagusan yang mana, Dok?” (Yanti, 24). 

Jawab: Memang sungguh disayangkan dengan kejadian belakangan ini yang memberitakan beberapa kasus pembuangan bayi yang baru lahir, untungnya bayi bisa diselamatkan dan ada pihak yang bersedia mengasuhnya untuk sementara. Kasus seperti ini memang membuktikan bahwa sesungguhnya pendidikan seks itu sangat penting untuk membuat semua orang akhirnya dapat bertanggung jawab dengan perilaku seksual dan risikonya.

Kembali kepada yang ditanyakan, banyak yang masih keliru dan berkeinginan vagina tetap kering dan tidak basah saat berhubungan seksual. Akhirnya termakan mitos, beramai-ramai membeli produk-produk yang menjanjikan hal yang salah, misalnya ada janji yang disebutkan membuat vagina tidak becek, tetap kering dan kesat. Padahal justru saat berhubungan seksual memang sudah seharusnya keluar cairan pelumas atau lubrikasi alami sebagai syarat fisiologis hubungan seksual akan berjalan lancar, dinikmati sehingga mencapai orgasme dan kenikmatan seksual yang maksimal. Jika lubrikasi tidak terjadi berarti seorang perempuan belum siap melakukan hubungan seksual dan bila tetap dipaksakan akan menimbulkan gesekan kasar yang rentan lecet dan perlukaan di selaput mukosa vagina. Tentu saja ini akan menjadi nyeri. 


  
Saat seorang perempuan belum siap melakukan hubungan seksual, walaupun kondisi fisik dan keadaan hormonal tubuhnya baik, lubrikasi bisa saja tidak terjadi. Ini contohnya bisa terjadi dalam hubungan seksual pertama kali atau saat dipaksa melakukan hubungan seksual. Karena tidak siap, maka tidak terjadi relaksasi dan lubrikasi. Pelumasan tidak terjadi dan akhirnya hubungan seksual tidak akan menyenangkan dan terasa nyeri. Jadi memaksimalkan lubrikasi ini satu-satunya jalan adalah dengan melakukan “foreplay” atau pemanasan yang lebih lama, lebih dinikmati sehingga rangsangan seksual yang diterima lebih maksimal yang selanjutnya mengakibatkan aliran darah ke dinding vagina semakin maksimal dan jumlah rembesan cairan lembabnya juga banyak. Tetapi jika kondisi fisik tidak sedang fit dan kondisi hormonal sudah menurun karena penyakit tertentu atau memasuki menopause memang proses lubrikasi ini bisa tidak terjadi lagi.

Perempuan menopause akan kesulitan mengalami lubrikasi akibat penurunan hormon seks dan reproduksi. Penurunan hormon ini akan mempengaruhi mood, menurunkan dorongan seksual dan bangkitan seksual yang akhirnya tidak lagi mengalami relaksasi dan tidak terjadi lubrikasi. Dalam situasi seperti ini bisa dibantu dengan lubrikan buatan atau malah dengan terapi hormonal untuk sekaligus membantu mood dan gairah seksual. Sekarang banyak lubrikan buatan yang dijual di pasaran. Selama menggunakannya tanpa menggunakan bahan tambahan yang kotor, tidak ada masalah. Dan jika memang sudah saatnya memerlukan, pastikan memilih lubrikan buatan yang berbahan dasar air, karena lebih mudah kering dan menguap pasca hubungan seksual. 

Merk yang beredar cukup banyak. Silakan bisa dipastikan saat membelinya di apotik. Hindari pelumas dengan bahan dasar minyak karena bisa mengakibatkan infeksi vagina. Karena bila lubrikasi tidak terjadi, tetapi hubungan seksual tetap dipaksakan, bisa mengakibatnya nyeri dan ketidaknyamanan seksual. Dan apa efek selanjutnya dari nyeri ini, bisa terjadi frigiditas (lenyapnya keinginan seksual), dyspareunia (nyeri yang sangat mengganggu setiap kali berhubungan seksual), vaginismus (kontraksi kuat dari otot vagina sehingga vagina selalu tidak bisa membuka saat berhubungan seksual) dan yang paling parah adalah aversi seksual (penolakan kuat untuk hubungan seksual).

Reporter: bbn/oka



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami