search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cacing Pita Bersarang di Otak Pria Ini Selama 20 Tahun
Selasa, 16 November 2021, 14:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Cacing Pita Bersarang di Otak Pria Ini Selama 20 Tahun

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang pria dilarikan ke rumah sakit karena mendadak kejang saat tidur dan bertingkah aneh seperti meracau tanpa henti dengan tatapan mata kosong.

Pria 38 tahun ini sebelumnya dilaporkan sangat sehat dan tak pernah memiliki keluhan kesehatan. Hingga suatu malam, istrinya kaget mendapati sang suami gemetar di lantai dan terus menerus bicara omong kosong. Pria itu juga mengalami disorientasi.

Dokter di rumah sakit mengatakan ada cacing pita yang hidup di otaknya selama bertahun-tahun tanpa terdeteksi, lapor New England Journal of Medicine.

Pria itu tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada pengobatan atau penggunaan narkoba dan tidak ada gejala baru-baru ini sampai kejang, kata keluarganya kepada dokter.

Setelah melakukan pemindaian otak dan tes darah tim medis Rumah Sakit Umum Massachusetts mendiagnosis pasien dengan sistiserkosis atau dikenal sebagai infeksi cacing pita.

20 tahun sebelumnya, pasien beremigrasi dari daerah pedesaan di Guatemala, di mana penyakit terkait parasit endemik, menurut studi kasus.

Infeksi cacing pita tak terdeteksi selama bertahun-tahun dan dapat menyebar ke otak, menyebabkan kejang

Parasit dari daging atau ikan yang kurang matang dan tidak sehat dapat ditularkan dari orang ke orang jika yang terinfeksi tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi.

Telur parasit kecil di kotoran orang tersebut kemudian dapat menyebar ke permukaan lain atau bahkan makanan dan tertelan oleh orang lain, menyebarkan cacing tersebut.

Gejala infeksi termasuk gangguan pencernaan, penurunan berat badan dan nyeri perut. Tapi parasit tidak selalu tinggal di sistem pencernaan.

Makhluk ini juga dapat bermigrasi ke seluruh tubuh, ke otot dan ke otak melalui aliran darah, berpotensi menyebabkan berbagai gejala.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami