search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ida Cokorda Pemecutan XI Meninggal Dunia Tadi Pagi
Rabu, 22 Desember 2021, 09:05 WITA Follow
image

beritabali/ist/Ida Cokorda Pemecutan XI Meninggal Dunia Tadi Pagi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kabar duka datang dari Keluarga Besar Puri Pemecutan. Ida Cokorda Pemecutan XI yaitu AA. Ngurah Manik Parasara meninggal dunia pada Rabu (22/12) pukul 06.00 WITA. 

Kabar duka itu tersebar di media sosial maupun status whatsapp. Hal itu dibenarkan menantu pertama almarhum, Ida Bagus Wesnawa atau akrab dipanggil Gus Wes. 

"Beliau komplikasi, jantung, diabetes dan asam urat. Baru terdeteksi sejak Oktober lalu," ujarnya yang diwawancarai secara daring.

Sejak sakit itu terdeteksi, kata Gus Wes, Cokorda mengeluh dirinya 'inguh' atau kurang nyaman, bahkan sempat merasa linglung. 

Atas kondisi itu, keluarga merujuknya ke Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Setelah menjalani perawatan intensif selama satu bulan, perawatan sekanjutnya dilakukan di rumah, atau home care. 

Selama menjalani perawatan di rumah, kondisi kesehatan Cokorda Pemecutan berangsur membaik. Namun tak disangka, kesehatan Cokorda melemah pada Selasa pagi, kemudian meninggal dunia. 

"Soal pelebon, kami masih runding dengan keluarga mencari hari baik," ujarnya.

Sosok almarhum di akhir masa hidupnya dikenal sangat aktif dalam berbagai kegiatan adat dan agama. Mengemban sosok sebagai Tedung Jagat Denpasar, wacana-wacana almarhum selalu sarat akan persatuan antar umat dan antar warga Bali dengan pendatang.

Hal itu membuat almarhum menjadi tokoh yang dipandang, untuk urusan pemersatu umat. Kendati demikian, sang raja tak seketika jumawa. Justru dia menjelaskan bahwa saat ini negara Indonesia kini berbentuk republik. Bukan lagi kerajaan. 

Dalam berbagai isu politik, sosok humoris juga kerap mengusulkan jalan tengah melalui media. Pada isu-isu konflik, almarhum tak segan bersikap tegas, kendatipun melibatkan keluarga puri. 

Sosoknya juga tak bisa dipisahkan dari unsur magis. Kiblatnya dalam dunia spiritual sangat diketahui oleh sejumlah penekun spiritual, khususnya di Denpasar. 

Almarhum juga gemar mengoleksi barang antik serta bertuah. Penampilannya yang hampir selalu mengenakan pakaian adat juga menjadi ciri khasnya.

Reporter: bbn/dps



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami