search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Lagi, Viral Pengantin Tanpa Mempelai Pria di Pelaminan
Selasa, 10 Mei 2022, 22:30 WITA Follow
image

beritabali/ist/Lagi, Viral Pengantin Tanpa Mempelai Pria di Pelaminan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Acara pernikahan, pengantin wanita tanpa mempelai laki-laki di pelaminan kembali viral di NTB. Setelah kisah pernikahan di Dompu, calon pengantin pria meninggalkan calon istri saat pesta resepsi. Kali ini terjadi di Bima. 

Prosesi pernikahan disiarkan secara live oleh akun Facebook Ekawati. Terlihat seorang pengantin perempuan yang diketahui bernama Rahmi bersiri seorang diri di pelaminan tanpa pengantin pria. Hanya didampingi orang tua dan kerabat. Menyalami tamu undangan satu per satu. 

"Resepsi tanpa suami na ariku (resepsi tanpa suaminya adikku, red), " tulis Ekawati dalam bahasa Bima, Minggu (8/5). 

Ada dua siaran langsung diunggah oleh Ekawati, yang mengaku sebagai kakak pengantin wanita tersebut. Unggahan lain menunjukkan sebelum prosesi resepsi berlangsung. Pengantin tersebut sudah melaksanakan ijab kabul. 

Sedihnya, pengantin pria tidak berada di pelaminan saat resepsi karena kondisi sakit. Pengantin pria sampai digotong untuk ijab kabul, mengenakan baju pengantin warna putih. Saat mengucapkan ijab kabul pun, pengantin pria hanya berbaring dengan infus di lengan. 

"Sejarah nikah paling sedih, infus masih terpasang dengan keadaan yang begitu lemah. Dia berusaha kuat untuk ijab kabul. Lembo Ade untuk Rahmi ariku dan cepat sembuh untuk pasien tangguh ku yang berjuang sebisa mungkin untuk hadir," tulis Ekawati lagi. 

Unggahan ini sontak mengundang komentar warganet. Banyak yang berkomentar kalau pernikahan itu dipaksakan, padahal pengantin laki-laki sakit berat. 

Ada juga yang berkomentar, memberikan ucapan selamat dan dukungan. Tetap melangsungkan pernikahan, kendati dalam kondisi sakit. Sejak diunggah Minggu (8/5) siang, unggahan tersebut sudah dibagikan 439 kali dan mendapat 160 komentar. 

Belakangan diketahui, Ekawati menyampaikan klarifikasi soal pernikahan tersebut. Pengantin pria tidak sanggup berdiri di pelaminan karena tiba-tiba drop sebelum hari pernikahan. 

"Terus pada saat ke rumah beliau untuk meng infus, saya dengar sendiri keluarga pengantin perempuan minta pernikahan ditunda dulu. Pengantin laki-laki tetap mau lanjutkan karena semua sudah disiapkan," tulisnya. 

Diketahui identitas  pengantin wanita yang diketahui bernama Rahmi (24 tahun) asal Desa Samili, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Dan pengantin laki-laki bernama Muhlis (26 tahun) asal Desa Risa, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. 

Keterangan pihak keluarga mempelai laki-laki, saat itu Muhlis tidak bisa menemani sang istri di hari pernikahannya  lantaran sakit.

"Menurut keterangan dokter di Puskesmas Woha, Muhlis mengalami infeksi asam lambung," kata Yati, adik kandung Muhlis di kediamannya, Rabu (10/4).

Yati mengatakan, Muhlis mulai jatuh sakit sehari setelah Idul Fitri 1443 Hijriah, tepatnya pada Selasa (3/5) sore. Karena kondisi kesehatannya memburuk, Muhlis langsung dilarikan ke Puskesmas Woha untuk mendapat penanganan medis.

"Tiga hari di sana (Puskesmas Woha) ia kemudian dirujuk ke dokter di Tangga. Tidak sampai satu jam diperiksa langsung dibawa pulang ke rumah dengan kondisi kesehatan yang belum begitu pulih," ucap Yati. 

Sehari sebelum prosesi ijab kabul dan pesta pernikahan sang kakak, pihak keluarga dari pengantin wanita sempat meminta agar acara pernikahannya ditunda sampai kondisi kesehatan Muhlis membaik.

Bahkan, kata Yati, petugas KUA datang menawarkan sendiri agar ijab kabul dilaksanakan di kediaman Muhlis.

"Saat itu kakak saya (Muhlis) menolak, ia bersikukuh menghadiri ijab kabul di rumah Rahmi karena ingin sekali melihat kursi dan tenda pernikahan mereka," ujar Yati.

Lebih lanjut, Yati mengatakan karena itu keinginan dari sang kakak pihak keluarganya lantas mengabulkan.

"Saat dibawa menggunakan mobil pikap, kakak hanya bisa terbaring lemah, ijab kabulnya bahkan dilakukan dalam kondisi terbaring," tutur dia.

"Setelah prosesi ijab kabul berlangsung penyakitnya semakin parah sehingga harus dibawa pulang untuk istirahat di rumah," tambah Yati.

Sementara Rahmi (mempelai wanita) mengaku tak sanggup untuk menceritakan peristiwa yang dialami dengan pria yang kini telah resmi menjadi suaminya itu.

Menurutnya, sang suami jatuh sakit karena kelelahan akibat sibuk menggarap lahan jagung selama empat bulan terakhir untuk biaya pernikahannya.

"Sedih sebenarnya kejadian itu enggak mau saya ceritakan. Baru sekarang saya tahu penyakitnya, mungkin karena dia (Muhlis) terlalu capek di ladang tanam jagung, katanya itu untuk modal kita nikah," ucap Rahmi lirih.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami