search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tiga Rumah di Kampung Jawa Denpasar Roboh, Penghuni Berhamburan Keluar
Kamis, 27 Oktober 2022, 21:23 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tiga Rumah di Kampung Jawa Denpasar Roboh, Penghuni Berhamburan Keluar.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tidak ada gempa, 3 rumah warga berlantai dua mendadak roboh di kawasan Kampung Jawa di Jalan Ahmad Yani Selatan Gang 1 RT IV Denpasar Utara, pada Kamis 27 Oktober 2022 siang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena penghuni rumah langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri. 

Menurut saksi warga, Mustakim, ke 3 rumah warga itu semuanya berada di bantaran sungai. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.30 WITA diawali terdengarnya suara retakan disertai tanda gemuruh keras. 

Mendengar suara mirip gempa itu para penghuni rumah langsung panik. Mereka berhamburan keluar menyelamatkan diri sebelum rumahnya roboh. 

Mustakim mengatakan rumahnya yang bersebelahan dengan 3 rumah berlantai 2 itu turur terkena imbasnya. 

"Rumah saya tembok belakangnya roboh," ungkapnya dilokasi sembari mengatakan dia sudah 10 tahun menempati rumah tersebut bersama keluarganya. 

Mustakim mengatakan beruntung tidak ada korban jiwa ataupun luka dalam musibah ini. Kendati begitu, pria asal Jawa Timur ini beserta keluarga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga. Hal ini dilakukanya karena takut rumahnya mengalami kerusakan parah dan ikut roboh. 

"Saya tidak berani pulang, takut rumah roboh juga. Jadi saya numpang di rumah tetangga saja," ujarnya. 

Sementara dari kejadian heboh itu, Polisi datang dan segera mengamankan lokasi. Polisi juga memasang garis police line. Dalam pengamatan, warga yang terdampak musibah itu mengungsi di rumah kontrakan tetangga. 

Sementara dalam keteranganya Ketua RT Haji Sudaryanto yang mengecek lokasi menjelaskan rumah yang ambruk itu dihuni 15 orang terdiri dari 3 KK. Yakni, Khotijah, Buriyati dan Siti Mariah. 

Ia mengaku awalnya tidak tahu pasti penyebab insiden tersebut. Namun diduga penyebabnya karena gerusan banjir yang beberapa hari terakhir curah hujan sangat tinggi dan debit air sungai. 

"Mungkin saja pondasi rumah di bantaran sungai tergerus oleh besarnya arus. Tapi untung ketika ada bunyi gemuruh dan dentuman penghuni langsung keluar, telat sedikit bisa celaka," ungkapnya ke awak media. 

Bagian lain, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kota Denpasar Ida Bagus Joni Ariwibawa yang ditemui dilokasi membeberkan pihaknya membantu membersihkan puing-puing rumah warga yang roboh. Dia pun mengeluarkan kritikan bahwa kejadian ini tak lepas dari pembangunan rumah yang menyalahi aturan.

Dimana, kata Joni Ariwibawa, pondasi rumah yang berada di bantaran sungai rawan tergerus. Apalagi pada musim hujan belakangan ini, debit air jadi cukup besar. Hal ini katanya sudah jadi masalah sejak dulu. 

"Masalahnya ini sudah dari dulu, tidak terpantau mereka membangun rumah di sempadan sungai, aturannya kan tiga meter dari sungai, membahayakan diri mereka sendiri, semoga kesadaran masyarakat tumbuh dengan adanya kejadian ini, kalau mengambil atau membangun di sungai membahayakan keselamatan," pungkasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami