search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Diyakini Berkhasiat, Melukat Pura Telaga Waja Tidak Boleh Berpakaian
Senin, 12 Desember 2022, 13:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Diyakini Berkhasiat, Melukat Pura Telaga Waja Tidak Boleh Berpakaian.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Desa Kendran, Kecamatan Tegallalang memiliki Pengelukatan di Pura Telaga Waja. Air Tirta di pura itu dipercaya memberikan rejeki berupa keturunan. Lantaran disucikan, ada tata cara saat melihat disana.

Perbekel Desa Kendran, I Dewa Gede Jaya Kesuma, menyatakan Pura Telaga Waja merupakan tempat memohon bagi yang belum punya keturunan. 

“Keluarga kami banyak terbukti dengan minta sama beliau,” ujarnya.

Untuk yang mau ke Pengelukatan, membawa satu Banten pejati. “Di pemedal utama ada 4 mata air yang keluar dari segala penjuru arah. Disana ada Jero mangku, bebas mau kesana. Syaratnya tidak boleh orang cuntaka,” ujarnya.

Selanjutnya, yang terpenting, ketika akan melukat, harus telanjang bulat. Untuk menjaga kesucian pura. Kalau mandi pakai kain, sama dengan mencuri disana. Itu sudah jadi warisan leluhur, tidak ada yang berani merubah, mandi pakai celana saja tidak boleh,” jelasnya.

Di pura itu, ada Pancoran untuk lelaki dan perempuan. “Hanya dipisahkan oleh undag (tangga, red). Ini asli Bali. Kami bisa melakukan itu, karena tempat suci, jadi ke arah pikiran negatif belum ada,” tutupnya.

Selain itu, air yang keluar bisa diminum langsung sebagai air minum. “Kadang bawa galon. Ada saluran air yang kami salurkan pakai keran mengalir terus menerus, itu bisa diminum langsung. Bisa dites. Secara kedokteran memang belum diteliti, tapi dari dulu sudah banyak orang minum disana baik saja,” jelasnya.

Dengan kejernihan airnya, banyak masyarakat mengambil air untuk minum menggunakan galon. Untuk pengambilan air, cukup mepunia bisa Rp 1.000-2.000.  Ke depannya, pemerintah desa Kendran akan bersinergi dengan desa adat. 

“Karena kebanyakan objek disini milik adat, maka kami sinergi,” tutupnya.
 

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami