Serap Hasil Petani Arak Tradisional, Perbekel di Karangasem Luncurkan Arak Poleng
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Setelah dikenal lewat aplikasi Smart Desa, kini Desa Duda Timur kembali melebarkan sayapnya dengan meluncurkan produk arak bali yang dinamai "Arak Poleng".
Peluncuran produk arak tersebut berlangsung hari ini, Rabu (1/2/2023) bertempat di areal Pasraman Mulat Sarira, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.
Ada beberapa varian arak poleng yang diluncurkan, yaitu arak salak, arak jaka (enau) dan arak mente hingga arak ental (lontar). Arak-arak tersebut diambil dari sejumlah perajin arak tradisional lokal yang ada di Desa Duda Timur serta beberapa perajin arak tradisional di wilayah Kecamatan Kubu kemudian disuling kembali sebelum akhirnya dikemas menggunakan botol kaca estetik.
Perbekel Desa Duda Timur, I Gede Pawana mengatakan, diluncurkannya arak poleng disamping untuk membawa nama arak Bali agar lebih dikenal juga atas dasar kondisi perajin arak tradisional khususnya di Desa Duda Timur. Selama ini dengan adanya Pergub Bali tentang destilasi arak Bali cukup disambut gembira oleh perajin hanya saja belum dirasakan langsung oleh perajin.
"Petani arak di Duda Timur ini menjual hasil produksinya masih kepada masyarakat lokal saja, sehingga secara umum belum menyentuh industri pariwisata, ini yang belum karena belum ada standarisasi baik dari sisi kualitas maupun pengemasan, atas kondisi ini petani-petani Arak akhirya dikumpulkan dan di gabungkan menjadi satu wadah yaitu Koperasi dan muncullah nama produk arak poleng, sesuai namanya karena Koperasi ini terdiri banyak petani dan perajin arak, " kata Pawana.
Pawana berharap, Arak Poleng ini nantinya bisa diterima. Pihaknya juga sudah melakukan penjajakan terhadap 20 hotel tentang produk arak Poleng. Beberapa dari mereka sudah mulai ingin mencoba arak poleng.
"Mudah-mudahan bisa berlanjut, sehingga arak poleng nantinya bisa diterima di hotel-hotel," ujarnya.
"Intinya bagaimana hasil petani Arak ini bisa kita serap, kita tidak membangun perusahaan pabrik tapi kita yang ambil hasil arak dari petani, mereka tetap membuat sendiri araknya, jadi arak-arak yang dibuat secara tradisional ini akan kita tampung, kemudian dikembangkan dan dikemas dengan baik," ujar Pawana.
Editor: Robby
Reporter: bbn/krs