search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Puncak El Nino, Bali Dilanda Kekeringan Sepekan ke Depan
Rabu, 16 Agustus 2023, 09:30 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Puncak El Nino, Bali Dilanda Kekeringan Sepekan ke Depan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Wilayah Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara selama satu pekan ke depan diprediksi tidak terjadi hujan. Hal ini imbas fenomena El Nino yang mulai memasuki puncaknya pada Agustus ini.

"Pada sepekan ke depan cuaca di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan cenderung cerah berawan-berawan," demikian keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 15-21 Agustus 2023, dikutip Selasa (15/8).

Sementara itu, sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan bagian timur, dan Sulawesi bagian tengah, Maluku Utara, dan Papua akan cenderung hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Pertama, dalam skala global, dua penanda fenomena El Nino yakni Southern Oscillation Index (SOI) dan Nino 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, masing-masing -13,7 dan +1.04.

"El Nino moderat," demikian bunyi keterangan BMKG.

Kedua, skala regional. Fenomena angin atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) aktif pada kuadran 8 (belahan bumi Barat dan Afrika), menunjukkan kondisi yang kurang signifikan untuk wilayah Indonesia.

Selama sepekan ke depan, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di sebagian wilayah Sumatera bagian utara, Jawa bagian barat, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara, Maluku Utara, dan Papua bagian barat.

Sementara itu, gelombang Kelvin diprakirakan masih akan aktif di sebagian wilayah Bali dan Nusa Tenggara, dan Papua. Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

BMKG juga mengungkap daerah pertemua atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang di Samudra Hindia barat Sumatera Utara hingga Aceh, dari Samudra Hindia barat Sumatera Barat hingga Selat Malaka, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, dari Sulawesi Tenggara bagian utara hingga Sulawesi Tengah, dari Papua hingga Papua Barat, dan di Samudra Pasifik utara Papua.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.

"Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua," kata BMKG.

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami