search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
4 Sungai di Jembrana Tercemar, Banyak Warga Buang Kotoran Hewan
Selasa, 26 September 2023, 14:30 WITA Follow
image

beritabali/ist/4 Sungai di Jembrana Tercemar, Banyak Warga Buang Kotoran Hewan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Sebanyak 7 sungai di Jembrana menjadi sampel pengecekan penghitungan indeks pencemar. Dari jumlah sungai tersebut, sebanyak 4 sungai masuk kategori cemar sedang dan ringan. Bakteri ecoli yang berasal dari kotoran hewan ternak yang dibuang ke sungai mendominasi pencemaran.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa, mengatakan bahwa tujuh sungai yang menjadi sampel penghitungan indeks pencemar adalah sungai Sanghiang Gede, Yehembang, dan Pulukan di bagian hulu, tengah, dan hilir. 

"Pengecekan dilakukan setahun dua kali, saat musim kemarau dan musim hujan," jelasnya.

Pengambilan sampel dari tujuh sungai dilakukan di bagian hulu, tengah, dan hilir. Setiap bagian yang diambil sampel memiliki tingkat pencemaran berbeda. Dari tujuh sungai tersebut, empat di antaranya mengalami cemar sedang dan cemar ringan. 

"Sebagian besar disebabkan oleh cemar dari parameter ecoli," jelasnya.

Dijelaskan bahwa dari statistik per titik, untuk sungai Sanghiang Gede, Yehembang, dan Pulukan dari bagian hulu, tengah, dan hilir masih memenuhi baku mutu. Sedangkan sungai lain, sungai Kaliakah memenuhi baku mutu di hilir, tetapi tengah sudah cemar ringan.

Kemudian, sungai Ijogading memiliki bagian hulu dengan cemar ringan, bagian tengah dengan cemar sedang, dan bagian hilir memenuhi baku mutu. Sungai Dangin Tukadaya memiliki bagian hulu yang memenuhi baku mutu, tetapi tengah dan hilir mengalami cemar sedang. 

Sedangkan sungai Bilukpoh mengalami cemar ringan di bagian hulu dan tengah, tetapi bagian hilir cemar sedang.

Menurut Dewa Ary, indeks kualitas air sungai tersebut berdasarkan hasil uji laboratorium. Secara umum, kualitas air sudah lebih baik dari dua tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2021 indeks kualitas air adalah 34.44 poin dan tahun 2022 lalu adalah 40.00 poin.

Sedangkan indeks kualitas air tahun 2023 periode pertama sudah melampaui target 48.56. Di Jembrana, indeks kualitas air mencapai 57.62 poin. 

"Meskipun masih ada yang masuk dalam kategori cemar ringan dan sedang, kualitas air di Jembrana sudah lebih baik dari sebelumnya," jelasnya.

Dewa Ary menegaskan bahwa dari sejumlah parameter yang ada, tidak ada timbal yang mencemari sungai. Pencemaran sungai yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh ecoli, karena masih ada pembuangan kotoran hewan ke sungai. Sedangkan kotoran manusia yang juga menjadi sumber ecoli dinilai sudah berkurang, karena sudah banyak yang membuat septik tank sendiri di rumah tangga. 

"Memang perlu edukasi lagi kepada masyarakat agar tidak membuang limbah ke sungai," terangnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami