search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga DIY Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi Hingga 19 Maret
Minggu, 17 Maret 2024, 13:47 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Warga DIY Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi Hingga 19 Maret

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi akibat hujan sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang diprediksi terjadi selama tiga hari ke depan.

"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang yang dapat memicu bencana hidrometeorologi berupa pohon tumbang atau patah, banjir, juga tanah longsor," kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono dalam keterangan resmi, Minggu (17/3).

BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta merinci pada 17 Maret 2024 hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulonprogo, serta Gunungkidul bagian utara dan timur.

Berikutnya pada 18 Maret potensi serupa di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulonprogo bagian utara, Gunungkidul. Kemudian pada 19 Maret 2024 potensi terjadi di Sleman bagian utara dan Kulon Progo bagian utara.

Warjono menyebutkan berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi pusat tekanan rendah di bagian barat dan utara Australia.

Fenomena itu, menurut dia, membentuk pertemuan arus angin atau konvergensi di wilayah Jawa dan perairan selatan Jawa yang bertiup dari arah barat daya sampai barat laut dengan kecepatan 30 sampai 50 km per jam.

Selain itu fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) atau fenomena gelombang atmosfer tropis terpantau di Fase 5 (Maritime-Continent) dan gelombang atmosfer Rossby Ekuator di Jawa bagian tengah dan timur yang turut berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Sementara itu Suhu Muka Laut (SML) baik dalam skala harian maupun mingguan di Laut Jawa dan Samudra Hindia Selatan Jawa, lanjut Warjono, terpantau hangat sebesar 29-31 derajat Celsius.

"Anomali suhu muka laut terpantau positif (hangat) yaitu sebesar 0,5-2,5 derajat Celsius sehingga menambah potensi penguapan atau kandungan uap air dalam atmosfer," ujarnya.

Berdasarkan hasil analisis terkini dari profil vertikal, katanya, kelembaban udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5-3,0 km berkisar antara 50-90 persen (cukup basah), yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY pada siang, sore, dan malam hari.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami